Antisipasi Virus Corona di DKI
Tak Tahu Larangan Mudik, Sejumlah Pemudik Datangi Terminal Kampung Rambutan
Pemberlakuan larangan mudik yang mulai hari ini ditetapkan pemerintah lewat Permnehub Nomor 25 Tahun 2020 belum diketahui semua warga.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Pemberlakuan larangan mudik yang mulai hari ini ditetapkan pemerintah lewat Permnehub Nomor 25 Tahun 2020 belum diketahui semua warga.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Made Joni mengatakan di hari pertama pemberlakuan ada sejumlah penumpang yang hendak membeli tiket bus untuk mudik.
"Ada beberapa penumpang, mereka bilang tahu ada larangan mudik tapi enggak tahu mulai kapan berlakunya," kata Made di Terminal Kampung Rambutan, Jumat (24/4/2020).
Baru setelah diberi tahu petugas Dinas Perhubungan DKI dan melihat tutupnya loket perusahaan otobus (PO) mereka tahu larangan sudah berlaku.
Operasional keberangkatan bus di Terminal Kampung Rambutan kini hanya melayani rute Jabodetabek, sementara keluar Jabodetabek dilarang.

"Setelah kita imbau mereka akhirnya pulang, PO juga mulai hari ini sudah tutup. Hanya melayani refund (pengembalian uang) yang sudah beli tiket," ujarnya.
Made menuturkan PO wajib mengembalikan 100 persen uang tiket yang sudah dibayarkan calon penumpang.
Namun mekanisme pengembalian tiket ditentukan masing-masing PO, bukan Dinas Perhubungan DKI selaku pengelola Terminal.
"Mekanisme refund tiket yang sudah dibeli melalui manajemen mereka (PO), nanti dari masing-masing PO yang menentukan teknisnya," tuturnya.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, Terminal Kampung Rambutan yang normalnya melayani keberangkatan 3.000 penumpang per hari kini tampak melompong.
Mayoritas bangku di area ruang tunggu penumpang dipindahkan petugas karena jumlah penumpang rute dalam kota Jabodetabek hanya segelintir.
Curhat Pedagang di Terminal Kampung Rambutan

Pemberlakuan larangan mudik ikut berdampak pada para pedagang di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas.
Eko (46), satu pedagang di Terminal Kampung Rambutan mengaku bingung cara memenuhi kebutuhan hidupnya setelah larangan mudik berlaku.