Kisah Pasangan Suami Istri Muda di GOR Pasar Minggu: Terpaksa Mengamen Usai di-PHK
Perempuan asal Margasari, Tegal, Jawa Tengah, tersebut bersama suaminya, Muhammad Iqbal (28) dibawa Petugas Satpol PP
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Beberapa perempuan merebahkan badan di atas kasur tanpa dipan di Gelanggang Olahraga dan Remaja (GOR) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Mereka dianggap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang belakangan marak berada di jalanan.
Petugas sosial mengantarkan saya ke ruangan khusus perempuan untuk menemui Any Rohani (27).
Perempuan asal Margasari, Tegal, Jawa Tengah, tersebut bersama suaminya, Muhammad Iqbal (28) dibawa Petugas Satpol PP lantaran tengah duduk di kawasan Blok M, Kebayoran Baru.
Beralaskan kasur, Any terbaring ditemani tas ransel hitam berisi pakaian dan goodie bag berisi asesoris perempuan yang dijualnya.
Sebelum berada di ruang ini, Any merupakan seorang penjahit konveksi pakaian pria dan wanita di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.
Namun, semenjak Covid-19 mulai merebak, ia kehilangan pekerjaannya. Ada banyak penjahit yang juga diberhentikan. Biasanya, seminggu ia mengantongi Rp 300 sampai Rp 400 ribu.
Ketika Corona datang melanda, ia tak mendapatkan gaji lagi. Any juga harus keluar dari mess, tempatnya biasa tinggal usai bekerja.
Ia sempat mengontrak bersama Iqbal usai di-PHK, akan tetapi keuangan yang menipis membuat Any kembali harus keluar.
Tak jauh berbeda dengan Any, Iqbal juga dikeluarkan dari tempatnya bekerja sebagai helper di catering lantaran pandemi Covid-19. Mereka berdua pun hidup menggelandang.
"Sudah semingguan tidur di jalanan," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (30/4/2020).
Any menjual ponsel seharga Rp 250 ribu sebagai pegangan kala tinggal di jalanan.
Namun, uang itu pun habis, mereka berdua terpaksa mengamen di kawasan Taman Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan demi mengais rezeki.
Any mengaku baru pertama kali turun ke jalan untuk mengamen. Sementara suaminya, sudah pernah mengamen sebelumnya.