Siasat Kebun Binatang Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19: Hewan Puasa Hingga Potong Rusa dan Bebek

Kebun binatang harus mencari cara bertahan di tengah pandemi Covid-19. Bebek dan Rusa dipotong hingga hewan berpuasa.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengunjung melihat harimau Sumatera di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu (24/12/2017). Memasuki liburan panjang sekolah tempat wisata di Kota Bandung diserbu pengunjung dari dalam dan luar Kota. Diperkirakan akan ramai hingga akhir tahun. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kebun Binatang harus mencari cara bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Sebab, pengelola tidak mendapatkan pemasukan dari pengunjung yang datang ke tempat wisata itu.

Padahal terdapat biaya perawatan dan kebutuhan pakan satwa setiap harinya.

Semisal, Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua yang terletak di Kabupaten Bogor.

Pengeloka TSI mengaku sedang kesulitan dana untuk pakan dan perawatan satwa.

Pengelola terpaksa merumahkan sementara sebagian karyawannya hingga kondisi kembali stabil dari wabah virus corona.

"Karyawan honorer yang dirumahkan," kata Humas TSI Bogor, Yulius Suprihardo, Senin (4/5/2020).

Namun ia menegaskan, hingga saat ini mereka yang dirumahkan masih berstatus karyawan.

Sehingga tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan pihak TSI Bogor.

"Artinya, para honorer tersebut akan dipekerjakan lagi jika situasi dan kondisi telah kembali normal," ujar Yulius.

Rosalinda (22), keeper atau pawang harimau di Taman Safari Bogor, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Rosalinda (22), keeper atau pawang harimau di Taman Safari Bogor, Cisarua, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah)

Opsi merumahkan karyawan ini, lanjut dia, guna menekan pengeluaran terhadap gaji karyawan yang kemudian dialihkan untuk perawatan dan pakan satwa.

Mengingat, meski TSI Bogor tidak menerima kunjungan wisatawan sementara waktu imbas dari wabah virus Corona ini, namun pihaknya tetap memperhatikan kelangsungan hidup satwa.

Tidak hanya itu, sebagian karyawan lain tetap bekerja, hanya saja dipangkas waktunya menjadi 14 hari saja dalam sebulan.

Bahkan, jika wabah corona ini ternyata berlangsung dalam waktu lama, pihak TSI Bogor berencana untuk memperkerjakan 6 hari saja dalam satu bulan.

"Artinya kan jika 14 hari karyawan bekerja, jadi hanya digaji untuk kerja 14 hari itu saja kan. Ini untuk menekan pengeluaran supaya bisa dialokasikan untuk perawatan satwa," jelas Yulius.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved