Siasat Kebun Binatang Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19: Hewan Puasa Hingga Potong Rusa dan Bebek

Kebun binatang harus mencari cara bertahan di tengah pandemi Covid-19. Bebek dan Rusa dipotong hingga hewan berpuasa.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengunjung melihat harimau Sumatera di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu (24/12/2017). Memasuki liburan panjang sekolah tempat wisata di Kota Bandung diserbu pengunjung dari dalam dan luar Kota. Diperkirakan akan ramai hingga akhir tahun. 

Hewan Berpuasa

Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Yulius H. Suprihardo mangakui jika kondisi satwa saat ini berat.

Pasalnya lembaga konservasi satwa sekaligus taman rekreasi itu sudah tidak ada pemasukan lagi sejak penutupan menyusul pandemi Covid-19.

"Jujur saja saat ini mengalami kesulitan. Tidak ada pemasukan dari pengunjung, sementara ada banyak satwa yang tetap harus kita rawat," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (2/5/2020).

Harimau sumatra di Taman Safari Bogor
Harimau sumatra di Taman Safari Bogor (TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah)

Akibat ditutup, tentu tidak ada pendapatan bagi pengelola untuk menambah biaya perawatan dan memenuhi kebutuhan pakan satwa setiap harinya.

Alhasil, pihak TSI Bogor selama ini hanya mengandalkan tabungan yang semakin hari semakin menipis.

Untuk menyiasatinya, jika biasanya pakan satwa karnivora di TSI Bogor menggunakan daging rusa import, kini diganti daging ayam lokal saja.

Sementara untuk jadwal makan, digilir sehari makan sehari berpuasa.

Ia mengakui, kebutuhan satwa pemakan daging ini cukup berat mengingat jumlah mereka juga tidak sedikit.

Apalagi porsi makan golongan kucing besar yang banyak, bisa mencapai 5 kilogram daging per ekor.

"Kalau mereka di alam liar kan juga begitu ya kalau tidak salah. Misal hari ini dapat buruan, lalu besoknya tidak dapat, mereka berpuasa," tutur Yulius.

Sedangkan untuk satwa herbivora atau pemakan tumbuhan, pengelola TSI melakukan penanaman berbagai jenis sayuran secara mandiri sebagai kebutuhan pangan para satwa.

Walau demikian, kata Yulius, para pengelola TSI Bogor tetap berkomitmen memberi pakan, merawat dan menjaga satwa-satwa koleksi yang pada dasarnya merupakan satwa yang dilindungi.

Berdiri sebagai lembaga swasta yang mana segala pengeluaran ditanggung pesero, TSI Bogor diakui hanya bisa bertahan sesuai dengan kemampuan keuangan yang dikelola managemen.

Yulius khawatir jika pandemi berlangsung lama, banyak satwa yang akan terbengkalai pakannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved