Siasat Licik Ibu di Sulsel Bunuh Anak Tiri dari Atas Jembatan, Dendam ke Suami Karena Kerap Dimarahi
Nasib nahas menimpa bocah berinisial MH, di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Nasib nahas menimpa bocah berinisial MH, di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Bocah yang baru berusia 5 Tahun itu harus kehilangan nyawa di tangan ibu tirinya.
Pembunuhan MH terungkap ketika ditemukannya jasad bocah tanpa kepala di Saluran Indik Irigasi Galung Asera, Kelurahan Lakessi, Sidrap, pada Kamis (30/4/2020).
Setelah dilakukan pemeriksaan, bahwa jasad bocah tersebut adalah MH.
Pihak kepolisian pun langsung bergerak melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku.
Tak disangka-sangka, pelakunya adalag ibu tiri MH sendiri yakni I.
Setelah mendapat bukti yang cukup I kemudian diamankan oleh kepolisian Polres Sidrap untuk menjalani Proses hukum selanjutnya.
• Nagita Slavina Kesal Raffi Ahmad Tak Tahu Hari Lahir Rafathar, Billy Syahputra Terkekeh Ucapkan Ini
Pelaku Dendam Pada Suami
Bukan tanpa alasan I nekat melakukan hal keji pada anak tirinya.
Di hadapan polisi, pelaku yang berinisial I merasa dendam dengan suaminya yang sering memarahinya dengan kasar.
Dilansir Kompas.com, pelaku juga merasa cemburu dengan MH yang dianggap lebih disayang suaminya.
"Selain itu terduga pelaku juga dendam kepada suaminya, Angga alias Somp karena sering marah kepada terduga pelaku dengan mengatakan 'perempuan sial '," ujar Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Dharma Perwira saat dikonfirmasi, Jumat (1/5/2020).

Didorong dari Atas Jembatan
Aksi pembunuhan yang dilakukan I terhadap anak tirinya tergolong licik.
I menculik MH saat bocah tersebut terlelap tidur.
Pelaku menggendong korban dan bermaksud membawa korban ke Sidrap menggunakan sepeda motor suaminya.
Lalu, di tengah perjalanan, korban akhirnya terbangun.
• Live Instagram Bareng, Ganjar Pranowo Sontak Ngakak Dengar Kegiatan Sule Selama Pandemi
Korban dan pelaku akhirnya berhenti di sebuah jembatan.
Sesampainya di jembatan, korban turun dari motor dengan dituntun oleh pelaku
Setelah itu, pelaku mendorong korban hingga terjatuh ke sungai dan hanyut.
Pelaku pun langsung meninggalkan lokasi tersebut.
"Korban berjalan ke arah tengah jembatan dan pada saat korban melihat ke bawah, pelaku mendorong korban turun (terjatuh) ke sungai hingga hanyut. Selanjutnya pelaku meninggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumah," ujar Dharma.

Korban Sempat Dilaporkan Hilang
Sebelum ditemukan tewas, korban sempat dilaporkan hilang pada Senin 20 April 2020.
Sepuluh hari kemudian pada Kamis, 30 April 2020 korban ditemukan tewas tanpa kepala di Saluran Induk Irigasi Galung Asera.
Jasad korban pertama kali ditemukan warga saat melintas di lokasi jalan masuk SKPD Sidrap.
Orangtua korban, Angga memastikan bahwa bocah yang ditemukan itu adalah anak pertamanya yang diculik di rumahnya Lappa-lappae, Senin lalu.
• Diduga Diabaikan Pihak RS, Bayi Sesak Napas Meninggal Dunia: Suster Kaget Lihat Anak Saya Sudah Beku
Ternyata benar, polisi mengungkap bahwa jasad itu adalah MH, siswa TK asal Pinrang yang dilaporkan menghilang sejak 20 April.
Dikutip TribunJakarta dari TribunPinrang, selain menculik MH pelaku juga mengambil handphone, STNK motor dan mobil milik sang suami.
"Saat penculikan, rumah Angga sementara direnovasi, Selain menculik anak, pelaku juga mengambil Hp dan STNK motor dan mobil," kata Wakapolres Sidrap Kompol Ishak Ifa. (TribunJakarta/TribunPinrang/Kompas.com)
Pembunuhan Siswa SD di Mojokerto
Jenazah siswa kelas 4 SD bernama Ardyo Wiliam Oktaviano (13) ditemukan warga di bawah jembatan di kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
Polisi mengatakan jenazah siswa kelas 4 SD tersebut dipastikan korban pembunuhan.
Hal tersebut diperkuat dari hasil visum dan autopsi penyidik Satreskrim Polres Mojokerto Kota yang bekerjasama dengan tim forensik Polda Jatim.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Bogiek Sugiyarto menjelaskan hasil visum memperkuat korban bukan meninggal biasa tapi sebelumnya ada unsur kekerasan.
• Klarifikasi Lengkap Pihak Sekolah Terkait 77 Siswa di NTT Korban Perundungan Kakak Kelas
"Dari hasil itu korban bukan meninggal wajar jadi unsur kekerasan," ungkapnya, Senin (24/2/2020).
Masih kata Bogiek, penyebab kematian korban, ada luka di bagian belakang kepala korban.
Pihaknya tidak bisa menyampaikan hasil visum dan otopsi terhadap jenazah korban lantaran untuk kepentingan penyelidikan kasus ini.
"Hasil autopsi sudah keluar tapi untuk kepentingan penyelidikan tidak bisa kita sampaikan," terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi mulai dari teman korban, keluarga dan warga yang berada di lokasi penemuan jasad korban.
"Kami sudah memeriksa seluruh saksi yang berkaitan dengan kasus ini," tandasnya.
Setelah mengumpulkan informasi dan mengantongi ciri-ciri pelaku, pihak kepolisian pun bergerak cepat.
Setelah diperoleh bukti petunjuk kuat dari fakta otentik di lapangan pihaknya akhirnya berhasil menangkap kedua tersangka pembunuhan ini di rumahnya.
Mirisnya, kedua tersangka pembunuhan, berinisial TS (19) dan IS (17), masih di bawah umur.
• Istri di Medan Pukuli Suami yang Lumpuh Pakai Besi dan Balok, Pelaku: Saya Bosan Menghadapi Hidup
Pelaku Ternyata Kakak Beradik
Tak ada yang menyangka bahwa pelaku pembunuhan siswa kelas 4 SD di Mojokerto merupakan kakak beradik.
TS dan IS, mereka merupakan saudara kandung asal Dusun Sangkan, Desa Katemas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Pelaku utama pembunuhan ini adalah tersangka TS yang merupakan pelajar SMA di Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan tersangka IS tidak bersekolah.
"Kedua tersangka pembunuhan ini adalah kakak beradik," ujar Bogiek, Rabu (26/2).

Ia mengatakan kasus pembunuhan Ardyo Wiliam Oktavianto (13) warga Desa Ketemas Dungus, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto terungkap setelah pihaknya melakukan pemeriksaan tujuh saksi yang mengarah pada keterkaitan kedua tersangka ini.
Kedua tersangka merupakan tetangga korban yang tempat tinggalnya masih di satu desa.
"Kedua tersangka melakukan tindak kejahatan penganiayaan disertai pembunuhan terhadap korban anak di bawah umur," ungkapnya.
Dilatarbelakangi Dendam
Kedua tersangka nekat melakukan aski pembunuhan terhadap korban diduga dilatarbelakangin dendam.
Tersangka TS sakit hati karena tidak terima korban pernah memukul adik bungsunya bernama SS (13) yang merupakan teman sekelas korban di SDN Ketamas Dungus.
Tersangka TS warga Dusun Sangkan, Desa Ketamas Dungus, merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
• Ganjar Pranowo Sampai Melotot Dapat Gombalan Tak Terduga dari Wika Salim, Peppy: Bisa Aja Cari Celah
Empat bersaudara itu yakni kakak perempuan TS, tersangka TS (19), tersangka IS (17) dan SS (13).
AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan motif kasus kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal adalah dendam.
"Dua tersangka dendam karena korban pernah memukul adik bungsunya pada 26 Januari 2020," ungkapnya.