Detik-detik McD Sarinah Ditutup: Tirai Diturunkan, Lilin Dinyalakan dan Tepuk Tangan Bergema
Gerai McDonalds di pusat perbelanjaan Sarinah resmi ditutup setelah beroperasi hampir 30 tahun.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Gerai McDonalds di pusat perbelanjaan Sarinah resmi ditutup setelah beroperasi hampir 30 tahun.
Gerai McD itu ditutup pada Minggu (10/5/2020).
Ratusan orang berkumpul menyaksikan detik-detik penutupan gerai McDonalds di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat itu.
Mereka memadari kawasan pusat perbelanjaan Sarinah sejak sore hari.
Penutupan dilalukan secara simbolis dengan menurunkan tirai penutup jendela di seluruh sudut gerai McD tersebut.
Tak berselang lama setelah seluruh jendela McD tertutup tirai.
Para karyawan McD langsung keluar menghampiri para pelanggan yang telah menunggu di luar.
Para pelanggan setia McD ini pun langsung menyambutnya dengan bertepuk tangan.

Bahkan, beberapa di atara mereka ada yang menyalakan lilin.
"Terima kasih, terima kasih," teriak mereka sambil bertepuk tangan.
Penutupan McD Sarinah ini sendiri memang dilakukan secara spesial.
Sebab, gerai ini merupakan restoran pertama McD di Indonesia.
Saksi Bisu Sejarah Ibu Kota

Gerai ini berdiri sejak Februari 1991 dan telah menjadi saksi sejarah sejumlah peristiwa penting di Jakarta, mulai dari kerusuhan hingga teror bom.
Diketahui, McD Sarinah ini menjadi saksi bisu serangan teroris yang terjadi pada 14 Januari 2016 silam.
Dalam tragedi berdarah itu, setidaknya tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) dan satu Warga Negara Asing.
Kengerian berlanjut di tanggal 22 Mei 2019, saat aksi demo yang dilakukan di depan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI berujung dengan kerusuhan.
Saat itu, McD Sarinah menjadi saksi bisu dimana tembakan gas air mata pasukan huru-hara Polri dibalas dengan lemparan batu oleh massa aksi.
Kekhawatiran Penyebaran Corona

Koalisi Pejalan Kaki menyoroti ratusan orang yang berkumpul saat penutupan gerai McDonalds di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (10/5/2020) malam.
Kritikan ini disampaikan lewat akun media sosial Instagram Koalisi Pejalan Kaki (@koalisipjalankaki).
Dalam unggahannya itu, Koalisi Pejalan Kaki mengunggah foto ratusan orang yang telah menyaksikan penutupan gerai McD yang telah berdiri sejak Februari 1991 ini.
Mereka mengkritik Pemprov DKI Jakarta yang dianggapnya tak tegas dalam menjalankan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Mari berdoa semogga tidak muncul cluster baru. Ada perkumpulan massa segini banyak tapi ko tidak dibubarkan? PSBB garang di dokumen, tapi loyo diplaksanaan?," tulis koalisi pejalan kaki dalam unggahannya itu, Minggu (10/5/2020).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, memang ada ratusan orang yang datang dalam acara penutupan McD Sarinah itu.

Bahkan, mereka tampak sudah memadati halaman parkir Sarinah sejak sore tadi.
Meski tampak tak memperdulikan physical distancing, tapi ratusan orang itu terlihat mengenakan masker.
Namun sayangnya, beberapa dari mereka sempat melepas masker yang dikenakan saat akan mematikan lilin yang mereka nyalakan saat prosesi penutupan McD Sarinah.
Petugas Satpol PP sendiri sebenarnya tidak tinggal diam melihat adanya kerumunan massa ini.
• Magika Ulang Tahun yang ke-3, Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Rela Panggil Dua Kuda ke Rumah Mewahnya
• Gelandang Persija Jakarta Ungkap Rahasia Besar Sering Gonta-ganti Nomor Punggung
• Polisi Kejar Pelaku Begal yang Bacok Korbannya di Pasar Minggu Jakarta Selatan
• Simak! Calon Penumpang KA Luar Biasa Wajib Penuhi Syarat Ini
• PT KAI Operasionalkan Kereta Luar Biasa Mulai Selasa Besok: Simak Rute, Tarif dan Syarat Penumpang
• BKN Siapkan Tes SKB CPNS 2019 Digelar di Tengah Pandemi Corona, Ini Prediksi Jadwalnya
Namun, mereka baru datang setelah acara penutupan McD Sarinah rampung.
Dari pinggir Jalan MH. Thamrin mereka pun meminta massa membubarkan diri.
"Ayoo segera bubarkan diri, ini berbahaya," ucap salah seoarang petugas Satpol PP menggunakan pengeras suara, Minggu (10/5/2020).
Mendengar seruan dari petugas Satpol PP, massa pun langsung membubarkan diri dengan tertib. (TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci)