6 Fakta Viral Rampas Motor Berujung Pengeroyokan di Serpong, Kronologi Hingga Reaksi Pemerintah Aceh
Peristiwa tewasnya Muhammad Basri (37) usai dikeroyok warga di BSD Sektor 12, Jalan Jalan Wana Kencana, Ciater Serpong pada Jumat (8/5/2020).
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Beredar di media sosial kronologi berbeda atas pengeroyokan yang menghilangkan nyawa Basri, warga asal Kabupaten Aceh Timur itu.
Salah satunya disampaikan Nazarullah, Ketua Aliansi Pemuda Aceh.
Ia membuat kronologi versinya sendiri dengan menukil keterangan seseorang yang disebutnya saksi kunci.
Nazarullah mengatakan, Basri tidak sama sekali bermaksud merampas motor.
Menurutnya, Basri hanya berjalan hendak membeli rokok di minimarket dan diteriaki maling.
"Menurut cerita dari saksi kunci di mana tempat Saudara kita Muh Basri (korban amuk massa) bekerja, bahwa Basri memintak izin untuk membeli rokok."
"Muh Basri ke Alfamart tidak membawa apa-apa termasuk HP yang beliau hanya bawa uang untuk beli rokok. Namun dalam perjalanannya yang sedang berjalan kaki menuju minimarket tiba-tiba ada yang meneriakki beliau maling motor, spontan massa menarik beliau keluar dari minimarket dan diamuk massa dengan begitu anarkis," papar Nazarullah saat dikonfirmasi, Minggu (10/5/2020).
3. Pemerintah dan DPR Aceh Minta Kasus Diusut
Mengutip Serambinews.com, Pemerintah Aceh angkat bicara terkait kasus perampasan motor berujung pengeroyokan itu.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, mewakili Gubernur Aceh, meminta aparat Polsek Serpong dan Polres Tangsel mengusut tuntas kasus tersebut.
"Pemerintah Aceh meminta penegak hukum mengawal kasus ini hingga tuntas," ujar Almuniza, Sabtu (9/5/2020).
Hal yang sama diutarakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Muslim Syamsuddin.
Ia mengutuk keras aksi main hakim sendiri yang sampai menghilangkan nyawa.
Menurut politikus Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) itu, main hakim sendiri dan tidak menghormati hukum adalah hal biadab.
"Tindakan main hakim sendiri menewaskan Muhammad Basri, pria asal Peureulak Kabupaten Aceh Timur itu merupakan perilaku biadab," ujar Syamsuddin, seperti disitir dari Serambinews.com, Minggu (10/5/2020).