Antisipasi Virus Corona di DKI

Cerita Haji Lulung, Rela Usahanya di Pasar Tanah Abang Rugi Miliaran Demi Dukung PSBB di Jakarta

Meski merugi hingga miliar rupiah, Haji Lulung mengaku tetap mendukung penutupan Pasar Tanah Abang demi menyukseskan PSBB di Jakarta.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Erik Sinaga
Fransiskus Adhiyuda/tribunnews.com
Abraham Lunggana atau akrab disapa Haji Lulung tampak menebar senyum saat berjalan di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Bulan Ramadan tahun ini, para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, harus gigit jari.

Sebab, mereka tak bisa meraup keuntung besar seperti yang kerap mereka peroleh menjelang Hari Raya Idul Fitri seperti tahun-tahun yang lalu.

Jangankan meraup untung, mereka bahkan tak bisa membuka lapak dagangan mereka yang berada di pusat tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini.

Penutupan Pasar Tanah Abang imbas mewabahnya virus corona (SARS-CoV-2) DKI Jakarta.

Para pedagang tak bisa berbuat apa-apa, mereka pun harus rela menutup lapaknya di Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei mendatang atau dua hari jelang lebaran.

Camat Tanah Abang Sebut Pedagang yang Bandel Bukan Warga Jakarta, Ini Katanya

Dampak penutupan Pasar Tanah Abang ini ternyata juga dirasakan oleh Abraham Lunggana atau Haji Lulung.

Selain sebagai politikus, Haji Lulung memang dikenal sebagai pengusaha dan tokoh masyarakat di kawasan Tanah Abang.

"Seperti halnya di tempat lain, artinya dampak (Covid-19) juga menyebabkan menurunnya harga jual," ucap Haji Lulung kepada TribunJakarta.com, Rabu (13/5/2020).

Meski merugi hingga miliar rupiah, ia mengaku tetap mendukung penutupan Pasar Tanah Abang demi menyukseskan pelaksanaan PSBB yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Saya mendukung program Pak Gubernur ya, karena ini riskan sekali. Karena bukan hanya dampak ekonomi yang dirasakan, tapi kita merasakan bahaya virus ini," ujarnya.

Sebagai tokoh masyarakat, Haji Lulung mengaku kerap mendengar keluh kesah dari pedagang yang tak bisa berjualan selama bulan ramadan tahun ini.

Ia bercerita, saat awal penutupan Pasar Tanah Abang pada akhir Maret lalu, hampir setiap hari Haji Lulung mendengar keluh kesah mereka.

"Pertama dulu (saat awal penutupan), secara ekonomi mereka mengeluh karena belum mengerti apa yang sedang dihadapi," kata Haji Lulung.

Banyak Pedagang yang Masih Jualan di Pasar Tanah Abang, Begini Komentar Satpol PP DKI

Sebagai anggota DPR RI, ia pun mencoba memberi penjelasan kepada para pedagang untuk bersabar dan memaklumi penutupan tersebut.

Sebab, musuh yang saat ini dihadapi tidak tampak dan bisa menyerang siapa saja, mulai dari yang tua hingga anak muda dan orang kaya sampai yang miskin.

"Setelah ada korban, saudaranya kena dan toko sebelahnya kena sampai meninggal akhirnya mereka mengerti."

"Kami sepakat menutup dengan kesadaran sendiri. Mereka tanpa PSBB juga mau tutup karena berisiko," ujarnya.

Pedagang Pasar Wisma Asri Sempat Ragukan Hasil Tes Swab Covid-19, Wali Kota Langsung Jelaskan

Dari ribuan pedagang yang biasa berjualan di Pasar Tanah Abang, Lulung menyebut, saat ini hanya tersisa 10 persen pedagang yang masih bertahan.

Sebagian besar mereka memilih pulang ke kampung halaman mereka masing-masing.

Pasalnya, Pasar Tanah Abang tutup hingga masa PSBB berakhir pada 22 Mei mendatang atau 2 hari menjelang lebaran.

Terekam CCTV Sedang Asyik Bermain, Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kali Ledug Tangerang

"Tanggal 22 kan batas akhir, otomatis (baru bisa jualan) tanggal 23 dong, tapi itu sudah malam takbiran, jadi enggak mungkin (berjualan)," kata Lulung.

"Jadi sekarang mereka sudah pulang ke kampung. Mayoritas ke Kalimantan," sambungnya.

Politikus PAN ini berharap, wabah Covid-19 bisa segera berakhir. 

Mudah! Simak Cara Membuat Kartu Ucapan Online Selamat Idul Fitri 2020 dengan Kreasi Sendiri

Sehingga Pasar Tanah Abang bisa kembali dibuka dan para pedagang bisa membuka lapak daganganya lagi.

"Tidak ada kata lain selain mendukung program PSBB ini. Yang penting kita minta Allah agar virus ini bisa segera selesai," tuturnya.

Pedagang Nyambi Jadi Kuli Panggul

Pantauan TribunJakarta.com pada Rabu (13/5/2020) siang, denyut jual beli di Pasar Tanah Abang tak normal.

Dampak terbesar dirasakan pedagang, kuli panggul, pedagang asongan hingga juru parkir di sana.

Meski begitu di dekat Blok F Pasar Tanah Abang, masih ada aktivitas jual beli.

Momen ini dimanfaatkan asongan untuk berjualan.

Meski terlihat lengang, pedagang pakaian maupun asongan bolak-balik di area tersebut dan menawarkan jualannya kepada pembeli yang datang.

Iskandar (53) misalnya. Sejak tahun 1990, ia sudah mencoba peruntungan dengan berjualan pakaian.

Mulanya ia berjualan cukup lama di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

 Ini Alasan Pedagang Pakaian Berjualan di Sekitaran Pasar Tanah Abang Saat PSBB

Akibat krisis moneter pada 1998, usahanya bangkrut. Iskandar memilih menjadi juru parkir di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menjadi juru parkir di Pasar Tanah Abang menjadi pilihan yang tepat bagi Iskandar.Setiap hari ia selalu membawa uang bersih minimal Rp 100 ribu. 

Iskandar, juru parkir yang beralih jadi pedagang asongan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020).
Iskandar, juru parkir yang beralih jadi pedagang asongan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Kalau bulan puasa apalagi. Biasanya ramai banget. Jadi benar-benar motor tuh penuh banget," ungkap Iskandar kepada TribunJakarta.com.

Semenjak menjadi juru parkir kurang lebih 7 tahun, pria yang akrab disapa Buyung ini tak perah merasa kekurangan.

 Cerita Pedagang Kurma di Pasar Tanah Abang, Beda Saat Ramadan Tahun Lalu

Pendapatan hariannya sebagai juru parkir selalu cukup untuk menafkahi istri dan ketiga anaknya dan juga kontrakan.

Sayangnya, pada Ramadan tahun ini, nasibnya berubah drastis. Pertokoan di Pasar Tanah Abang yang ditutup sementara, membuat dirinya kehilangan mata pencaharian.

Ia pun banting setir dan sudah dua minggu ini menjadi pedagang asongan.

"Sekarang mau kerja apa? Biasanya saya pegang lapak parkir yang ini. Tapi kan toko juga tutup," ucap Iskandar.

"Jadi yang parkir di depan aja. Jadi saya mikir mau usaha apalagi. Akhirnya jualan minuman begini aja," ia menambahkan.

Akibat pembeli yang sepi, ia pun harus rajin bolak-balik mencari pembeli. Jika hanya mangkal di satu tempat, maka pendapatannya lebih sedikit. 

"Ini yang beli juga banyakan dari pedagang karena pengunjungnya sedikit," kata dia singkat.

 Banyak Pedagang yang Masih Jualan di Pasar Tanah Abang, Begini Komentar Satpol PP DKI

Sementara itu, untuk modal minumannya ia memilih sistem setor. Ketika penjualannya habis ia akan membayar minuman yang diambilnya di agen atau toko.

Suasana di dekat Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020).
Suasana di dekat Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Itu baru cerita Iskandar. Ada cerita lain datang dari pedagang di lokasi.

Beberapa dari mereka menuturkan tak memiliki toko online dan terpaksa berjualan seperti saat ini.

"Kita di sini pedagang lama semua," ujar Andi, pedagang pakaian di lokasi.

"Cuma memang yang gelar lapak di dekat Blok F ini enggak punya online. Jadi tetap nekat jualan," ia menambahkan.

Menurunnya pendapatan para pedagang, membuat Andi beserta rekan pedagang lainnya menyambi sebagai kuli panggul.

Sehingga bila ada pembeli yang datang menanyakan jasa kuli panggul, maka mereka mengajukan diri.

"Pembeli bisa dilihat kan jarang. Makanya kalau ada yang butuh kita aja yang bawain."

"Daripada pendapatan minim kadang legging yang saya jual juga enggak laku, mending jadi kuli panggul."

 Akses Ditutup Sementara, Masjid Pasar Tanah Abang Ramadan Tidak Terurus

"Misalnya dari sini ke stasiun saya dibayar Rp 50 ribu," ungkap Andi.

Menurut Didi, juru parkir di lokasi, menjelaskan kuli panggul asli di Pasar Tanah Abang memilih berpindah lokasi. 

Sejumlah pedagang pakaian berjualan di sekitaran Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2020) siang.
Sejumlah pedagang pakaian berjualan di sekitaran Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2020) siang. (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

"Kalau di sini sekarang memang gitu," kata Didi.

"Jadi kalau kuli panggul yang lama pada ke pasar yang di Jati Baru. Tapi enggak semua ya."

"Beberapa dari mereka juga ada yang datang ke sini kalau ditelepon."

 Penjelasan Camat Tanah Abang Soal Pedagang yang Masih Bandel Berjualan

"Jadi kayak ada langganan toko minta angkut barang ke mana gitu buat pembeli ya telepon mereka."

"Palingan kalau ada ya 1 atau 3 orang aja," jelas Didi.

Saat ini, baik pedagang pakaian, asongan maupun juru parkir berharap wabah Covid-19 segera berlalu, agar perputaran ekonomi kembali berjalan normal

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved