Tukang Sayur Aniaya Penagih Utang

Perkara Tagihan Rp100 Ribu Jadi Penyebab Tukang Sayur di Bekasi Bacok Penagih Utang

Korban Leonardus diketahui merupakan pria yang bekerja sebagai rentenir, peristiwa penganiayaan mengakibatkan dua jari korban putus

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
ISTIMEWA
Ilustrasi Pembacokan 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BATARGEBANG - Peristiwa penganiayaan yang dilakukan seorang pedagang sayur bernama Agus Sorono terhadap Leodardus Saka, dipicu tagihan utang sebesar Rp100 ribu yang tak sanggup dibayar.

Korban Leonardus diketahui merupakan pria yang bekerja sebagai rentenir, peristiwa penganiayaan mengakibatkan dua jari korban putus usai diserang menggunakan senjata tajam.

Peristiwa ini diketahui terjadi di rumah kontrakan pelaku di Jalan Lingkar Bambu, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi sekira pukul 17.30 WIB.

Kepala Seksi Pemtrantibmum Kelurahan Ciketing Udik, Adventus Pardosi mengaku, turut membantu ketua RW setempat saat menyerahkan pelaku ke Polsek Bantargebang.

"Jadi dari informasi yang saya dapat dan kebetulan saya ada di situ jadi pelaku itu ditagih hutang piutang sama bank keliling (korban)," kata Adventus kepada TribunJakarta.com, Rabu, (13/5/2020).

Adventus menceritakan, saat mengantar pelaku ke Polsek Bantargebang ia sempat menanyakan langsung ke pelaku duduk perkara aksi peristiwa penganiayaan tersebut.

"Waktu saya tanya di mobil itu kurang lebih total hutangnya Rp1 juta atau Rp1,5 juta gitu, dan kejadian itu adalah pembayaran dia terakhir, itupun sisa Rp100 ribu atau Rp.150 ribu," ungkap Adventus. 

Dia sempat menanyakan mengapa Agus tega membacok orang hingga mengalami luka yang cukup parah, lalu pelaku berdalih khilaf dan terbawa emosi.

"Dia mengakui perbuatannya, karena dia khilaf, karena kebawa emosi padahal itu hutang tinggal terakhir," ungkapnya.

Pelaku lanjut Adventus, diduga tengah mengalami kondisi sulit, terlebih di massa pandemi Covid-19 yang banyak berdampak pada sektor ekonomi.

"Ya mungkin karena lagi wabah Covid-19, jangankan tukang sayur semua sektor usaha pasti menurun," ucap dia. 

Pelaku ketika ditanya memang tidak mengaku secara gamblang kondisi ekonominya.

Tapi, jika dilihat dari nilai tagihan yang hanya Rp100 ribu tentu sangat disayangkan harus berujung pada kekerasan.

"Dia enggak bicara sejauh itu (usahanya menurun), tapi logikanya cuma gara-gara ditagih segitu aja bisa sampai tersulut emosi berarti kan ada faktor ekonomi yang enggak bisa diutarakan pelaku," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved