Blak-blakan Tolak Jabatan Staf Khusus dan Komisaris BUMN, Ini Alasan Yunarto Wijaya

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menceritakan pengalaman yang menolak tawaran menjadi staf khusus dan komisaris BUMN.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
https://www.instagram.com/yunartowijaya/
Yunarto Wijaya 

"Gue beragumentasi, gue ikut proses dalam dialog. Gue terlalu muda untuk posisi itu, mungkin 2024 itu lebih tepat untuk masuk ke dalam kekuasaan," ucap Yunarto Wijaya.

Tak hanya staf khusus, rupanya Yunarto Wijaya juga sempat ditawari sebagai komisaris.

Meski demikian, Yunarto Wijaya tak merinci jabatan komisaris perusahaan apa yang ditawarkan kepadanya.

"Gue tolak karena ya mau ngapain?" tanya Yunarto Wijaya.

"Loh kok mau ngapain? itu uang," jelas Robert Harianto.

Tangis Pecah di Depan Jenazah Anak, Orangtua Korban Perahu Terbalik: Dia Tak Pamit Pergi Ziarah

"Ya itu uang, yang sorry ya tetapi lo bukan posisi yang paling aktif. Kalau gue direkrutmen sebagai direksi terus punya tantangan, target dan sebagainya baru gue berpikir."

"Tapi gue sadar keahlian yang gue punya mungkin tak ada untuk BUMN di Jakarta, atau sedikit sekali," beber Yunarto Wijaya.

Menurut Yunarto Wijaya, memang ada beberapa orang memiliki keahlian yang cocok untuk menjadi pengawas di BUMN.

Namun, perlu dicatat ada pula nama lainnya yang kurang cocok untuk menduduki posisi tersebut.

Yunarto Wijaya
Yunarto Wijaya (Tribunnews)

"Kita jujur ini lebih ke arah balas budi politik yang ternyata ada di setiap rezim. Ya udah sah-sah aja meski gue mengkritik itu. Porsinya harus diperkecil," aku Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya memaparkan alasannya tak setuju karena secara sistem ia tak setuju berada didalamnya.

"Porsi buat yang punya jabatan karena hutang budi politik, kedua itu alasan belagunya karena penghasilan gua lebih dari itu," jelas Yunarto Wijaya.

SBMPTN 2020 Dibuka 2 Juni, Intip Daya Tampung Terbesar di UI, ITB, UGM dan UNDIP Sebelum Daftar

Yunarto Wijaya menuturkan, jika menjadi komisaris maka beresiko dimaki-maki publik di Twitter.

"Ah si A udah menikmati gaji buta bulanan segii dan sebagainya, jilat terus. Tapi gue udah punya penghasilan lebih dari itu, what for? Itu kalau bicara sombong, belagu dan egonya. Jadi balik lagi ada tawaran staf khusus dan komisaris, tetapi sekali lagi untuk komisaris sepertinya enggak."

Yunarto Wijaya
Yunarto Wijaya (youtube/robert harianto)

"Yang gue kasih tahu ke Bonyok gua itu gue bukan orang partai dan tak jadi komisaris yang makan gaji buta, kecuali gue ada dalam posisi tertentu nantinya jadi komisaris karena kemampuan dan pengalaman di bidang itu lama," imbuh Yunarto Wijaya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved