Antisipasi Virus Corona di DKI
3 Warga Lenteng Agung Pulang Mudik Dikarantina, Naik Travel dan Lolos Pemeriksaan SIKM
Lurah Lenteng Agung Bayu Pasca Soengkono mengatakan tiga warganya yang dikarantina pulang dari kampung halaman ke Jakarta menggunakan jasa travel.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Lurah Lenteng Agung Bayu Pasca Soengkono mengatakan tiga warganya yang dikarantina pulang dari kampung halaman ke Jakarta menggunakan jasa travel.
Ia pun bingung mengapa ketiganya bisa lolos pemeriksaan kelengkapan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM).
"Mereka pakai travel. Saya juga bingung kenapa bisa lolos," kata Bayu, Jumat (29/5/2020).
"Mungkin tiga orang ini cari kondisi waktu petugas sedang lengah," tambahnya.
Menurut Bayu, ketiga orang tersebut tidak memiliki SIKM.
Satu orang datang dari Tegal, sementara dua lainnya merupakan pasangan suami istri yang kembali dari Rangkasbitung.
Mereka pun diharuskan menjalani karantina secara mandiri di rumah selama 14 hari.
Selain itu, pihak kelurahan juga menganjurkan ketiganya melakukan tes kesehatan.
"Namun mereka bilang tidak punya biaya, dan lebih baik ikuti aturan saja dengan diam di rumah," tutur Bayu.
Sebelumnya, Kelurahan Lenteng Agung telah meminta empat orang melakukan karantina mandiri.
Keempatnya baru saja kembali dari Tegal menggunakan sepeda motor, dan tidak memiliki SIKM.
Warga Lenteng Agung Diminta Bantu Awasi 4 Pemudik

Selama di karantina mandiri, sebanyak empat pemudik asal Tegal yang nekat balik ke Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan tak bisa beraktivitas di luar.
Mereka yang terdiri dari tiga pedagang nasi goreng dan pedagang cilok dikarantina secara mandiri selama 14 hari di kontrakannya.
Bila ingin makan, tetangganya diminta membantu mereka lantaran tidak boleh keluar.
"Justru kalau makan bisa dibantu tetangganya. Karena (pekerjaannya) tukang nasi goreng, dia bisa bikin (makanan) sendiri di rumahnya tapi," ujar Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono.
Kelurahan Lenteng Agung bersama warga turut mengawasi aktivitas mereka di dalam kontrakan.
"Warga harus mengawasi. Kalau mereka ngumpet-ngumpet keluar kita tegur. Masih melakukan juga akan dibawa ke rumah isolasi di Srengseng," pungkasnya.
Sebelumnya, Sebanyak empat pemudik asal Tegal tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) lolos masuk ke Jakarta.
Namun, ketika balik ke rumah kontrakannya di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mereka di karantina secara mandiri oleh pihak kelurahan Lenteng Agung.
Menurut Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono, diduga para pemudik bisa lolos masuk Ibu Kota karena mengendarai motor.
"Ya kan sesuai pergub 47, mereka kan enggak punya SKM dan surat kesehatan ya. Jadi mungkin mereka lolos check point karena makai motor," ujarnya pada Kamis (28/5/2020).
Motor mereka, lanjut Bayu, berplat G yang berasal dari wilayah Tegal.
"Jadi kebetulan untuk lolos check point memang ada kemungkinan sih karena motor bisa, menurut mereka. Mereka bilang sendiri karena mereka sampai sini pagi," bebernya.
Kelurahan Lenteng Agung tidak mungkin memulangkan kembali keempat pemudik.
Mereka akhirnya di karantina secara mandiri di kontrakannya selama 14 hari.
"Kita karantina mandiri dengan diawasi warga," ujarnya.
Pihak kelurahan kemudian menempelkan stiker sebagai tanda bahwa mereka di karantina mandiri.
Syarat 4 Pemudik yang Jalani Karantina Mandiri Bisa Kembali Beraktivitas
Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono mengatakan empat warga Tegal yang nekat balik ke wilayahnya tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) harus di karantina secara mandiri selama 14 hari.
Bayu melanjutkan, keempat pemudik yang terdiri dari tiga pedagang nasi goreng dan satu pedagang cilok secara fisik terlihat sehat.
Namun, untuk memastikan kondisi kesehatannya, mereka harus dicek apakah positif Covid atau tidak.
"Secara fisik sehat mereka kan buka ODP atau PDP. Cuman aturan seperti itu ya, kita untuk memastikan, lebih bagus mereka memang bisa memeriksakan kesehatan kan ya bagus," ujarnya.
Pihak kelurahan Lenteng Agung sudah memasang stiker di kontrakan para pemudik.
Stiker itu sebagai penanda bahwa ada warga yang harus menjalankan karantina mandiri.
Namun, bila mereka sehat, ditunjukkan dengan surat keterantan sehat, maka stiker itu akan dilepas.
"Kalau mereka sehat ya copot stiker dan mereka bisa beraktivitas sedia kala," pungkasnya.
Sebelumnya, Sebanyak empat pemudik asal Tegal tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) lolos masuk ke Jakarta.
Namun, ketika balik ke rumah kontrakannya di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mereka di karantina secara mandiri oleh pihak kelurahan Lenteng Agung.
Menurut Lurah Lenteng Agung, Bayu Pasca Soengkono, diduga para pemudik bisa lolos masuk Ibu Kota karena mengendarai motor.
"Ya kan sesuai pergub 47, mereka kan enggak punya SKM dan surat kesehatan ya. Jadi mungkin mereka lolos check point karena makai motor," ujarnya pada Kamis (28/5/2020).
Motor mereka, lanjut Bayu, berplat G yang berasal dari wilayah Tegal.
"Jadi kebetulan untuk lolos check point memang ada kemungkinan sih karena motor bisa, menurut mereka. Mereka bilang sendiri karena mereka sampai sini pagi," bebernya.
• PKS Dukung Pemprov DKI Jakarta Tunda Pembukaan Sekolah Saat Pandemi Covid-19
• Sempat Buron, Satu Penganiaya dan Pembakar Remaja Menyerahkan Diri: Perannya Sungguh Kejam
• Lion Air Hentikan Penerbangan Sampai 31 Mei 2020 Akibat Hal Ini
Kelurahan Lenteng Agung tidak mungkin memulangkan kembali keempat pemudik.
Mereka akhirnya di karantina secara mandiri di kontrakannya selama 14 hari.
"Kita karantina mandiri dengan diawasi warga," ujarnya.
Pihak kelurahan kemudian menempelkan stiker sebagai tanda bahwa mereka di karantina mandiri.