Antisipasi Virus Corona di Bekasi
Dituding Tak Transparan Soal Data, Wali Kota Bekasi Ungkap Tren Baru Kasus Covid-19: Sasar Keluarga
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengungkap temuan penularan kasus baru virus corona (Covid-19) masih terjadi.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman Juwono Putro menilai, Pemerintah Kota Bekasi kurang transparan dalam dalam menampilkan data kasus Covid-19 ke publik.
Ia menyoroti soal laman corona.bekasikota.go.id yang hanya menampilkan grafik dan data harian kasus Covid-19.
Dalam laman resmi Pemkot Bekasi itu tak ada grafik perkembangan sebulan atau seminggu kasus Covid-19 di daerah itu.
“Membatasi akses publik terhadap sumber-sumber data itu. Terbatas itu maksudnya, orang yang mau mengetahui ini bagaimana pemetaannya, enggak ada grafil per bulannya,” kata Choiruman, Minggu (7/6/2020).
Menurut Choiruman, Pemkot Bekasi juga seringkali lambat memperbaharui data harian Covid-19 ke situs tersebut.
Hal itu, kata dia, bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik atas kinerja Pemkot Bekasi. Ia menyebutkan, Pemkot Bekasi tak pernah memberikan grafik bulanan kasus Covid-19 selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung.
Karena itu ia meminta Pemkot Bekasi lebih transparan dalam memberikan data ke publik soal kasus Covid-19.
Ia juga minta Pemkot gencar sosialiasi penggunaan masker sebagai kebiasaan di masyarakat pada masa PSBB proporsional saat ini.
Hingga hari Minggu kemarin tercatat 331 pasien positif Covid-19 di Kota Bekasi.
Dari data tersebut, 266 pasien telah sembuh dan 32 pasien dirawat.
Sebanyak 33 orang meninggal dunia.
Selain itu, sebanyak 177 pasien suspect atau terduga Covid-19 juga telah meninggal dunia.
10 kasus baru terjadi sejak penerapan new normal
Pemerintah Kota Bekasi resmi menerapkan adaptasi new normal sejak, Jumat, (5/6/2020).
Bertepatan dengan penerapan tersebut, sebanyak 10 kasus baru positif Covid-19 terjadi di wilayah setempat.