Sisi Lain Metropolitan
Perjuangan Rasum, Di-PHK dari Perusahaan Instalasi Listrik Tempatnya Bekerja Kini Jual Urap Jagung
Sempat bekerja sebagai petugas instalasi listrik, Rasum (60) kini menjual urap jagung lalu bagikan pengalaman hidupnya.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK GEDE - Sempat bekerja sebagai petugas instalasi listrik, Rasum (60) bagikan pengalaman hidupnya.
Rasum merupakan warga Subang, Jawa Barat yang mengadu nasib di Ibu Kota.
Sedari bujang, Rasum sudah bekerja di salah satu perusahaan instalasi listrik.
Meski hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), Rasum membuktikan bahwa dirinya layak diterima di perusahaan tersebut.
"Kerja di perusahaan instalasi listrik sudah lama, itu bosnya orang Jepang. Nah dari saat itu juga saya pindah ke Jakarta. Jadi misalnya lagi pasang instalasi listrik di sini saya ikut, nanti kalau sudah selesai pasang di mana lagi. Jadi jarang menetap lama di satu wilayah," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Senin (8/6/2020).
• AFC Rilis Jadwal Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, Laga Timnas Indonesia Bulan Oktober-November
Rasum menuturkan kebolehannya perihal pelistrikan berawal dari rasa penasaran.
Kala itu, ia melihat teman sekampungnya ahli menyambung listrik dan jasanya kerap dipakai banyak orang.
Akhirnya, timbullah keingin tahuan dari Rasum dan ia pun meminta diajari oleh temannya tersebut.
"Saya cuma lulus SD. Ini belajar sendiri sama teman. Kok lihat dia bisa ya nyambungin ini itu. Saya belajar-belajar sendiri juga, makanya berani ikut jadi tukang instalasi listrik pas merantau itu," sambungnya.

Mulai dari memasang listrik untuk pabrik hingga perumahaan pernah dilakoninya. Bahkan, di eranya saat itu, penghasilan Rasum terbilang besar.
Hal itu membuat kehidupan keluarganya terjamin dan ia memutuskan untuk terus bekerja.
"Kerja begitu enak, gaji saya sekitar Rp 3.500. Itu besar saat itu, soalnya harga bakso aja masih Rp 100. Makanya saya enggak pernah kekurangan," katanya.
• Pengunjung Neo Soho Mall dan Central Park di Jakarta Barat Tidak Perlu Sentuh Tombol saat Naik Lift
Sayangnya tepat enam tahun lalu, terjadi pengurangan karyawan dan Rasum masuk ke dalam daftar karyawan yang di PHK.
Mau tak mau, ia kembali ke Subang dan mengistirahatkan tubuhnya setelah terus bekerja.
"Anak sudah besar juga, pas pulang enggak ngapa-ngapain. Anak saya satunya jadi TKW di Singapura, satunya kerja di perusahaan ternama. Mereka bilang mau jamin hidup saya, nyuruh saya jangan kerja. Akhirnya saya ikuti," katanya.
Tak berselang lama, rasa jenuh menyelimuti Rasum. Ia pun meminta izin kepada anak-anaknya untuk kembali beraktivitas.
'Hitung-hitung olahraga' menjadi alasan utama yang diungkapkannya kepada sang anak.
• Polres Metro Jakarta Selatan Kabulkan Permohonan Rehabilitasi Dwi Sasono
Selain itu, ia juga menjelaskan tak ingin terus hidup mengandalkan uang anak-anaknya. Sebab ia menyadari bahwa roda kehidupan terus berputar dan tak ada yang tahu nasib ke depannya akan seperti apa.
Untuk itu ia merantau kembali ke kawasan Kota Bekasi dan memilih bekerja sebagai penjual urap jagung keliling.
"Ternyata benar saja ada wabah Covid-19 dan banyak ekonomi yang terdampak. Dari awal saya sudah bilang mau kerja untuk saya pribadi dan istri,"
" Sebab anak-anak saya tak selamanya punya uang. Tapi alhamdulillah mereka masih kirimin saya uang dan jumlahnya lumayan belum lama ini," katanya.
• Pemkot Tangerang Belum Merencanakan Pembukaan Tempat Wisata saat New Normal
Hasil jerih payah
Meskipun saat ini masih bekerja sebagai penjual urap jagung keliling, tak banyak yang tahu bila Rasum sudah memiliki rumah dan tanah sekira 25 m².
Rumah dan tanah ini merupakan hasil ia bekerja sebagai pekerja instalasi listrik bertahun-tahun lamanya.
Mulai dari menyisihkan gaji, kemudian menyicil membeli tanah di kampungnya untuk masa tuanya.
"Saya belajar nabung. Akhirnya setelah terkumpul saya belikan tanah dan saya bangunin rumah. Sekarang masih ada sisa tanah kosongnya sekitar 25 m² lebih," katanya.
Kebiasaan menabung ini terus berlanjut hingga ia berusia senja. Setiap harinya, Rusam hanya menggunakan keuntungan bersih sekira Rp 200 ribu dari berjualan urap jagung untuk membeli makan.
Sementara sisanya selalu ia simpan dan dikirimkan untuk istrinya di kampung tiap satu bulan sekali.
Untuk itu, Rusam berpesan pada generasi penerus untuk rajin menabung. Bila belum bisa maka ia menyarankan untuk membiasakan diri menabung.
Selain itu, Rusam juga menyarankan anak muda untuk mengambil langkah yang benar perihal profesi pekerjaan.
Sebab yang terlihat sederhana sebenarnya justru memiliki keuntungan yang berlimpah seperti urap jagung.
"Jangan malu buat kerja apa aja selama halal. Sebab jualan seperti saya keuntungannya justru lumayan dan uangnya bisa ditabung,"
"Tapi kuncinya jangan terlena ketika uang kita banyak. Upayakan untuk menabung agar ketika tubuh tak kuat lagi bekerja, kita sudah punya tabungan untuk masa tua," tandasnya.