Dibilang Aneh, Babi Hutan Ini Punya Jari-jari Mirip Ceker Ayam dan Suka Minum Kopi dan Teh

Babi hutan ini sekilas normal, kakinya empat tapi di masing-masing kaki ada semacam jari seperti ceker ayam dan panjang.

Editor: Y Gustaman
Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain
Warga mengelus babi hutan berkaki aneh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020). 

Rencananya, Bawor akan memelihara babi hutan tersebut. Pasalnya apabila dilepas di hutan, dikhawatirkan dibunuh oleh pemburu.

Begini Kata Ahli

Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen Karso mengatakan, kelainan fisik pada babi tersebut merupakan hal yang lumrah.

 Teriakan Bocah 9 Tahun Ini Selamatkan Kematian Sang Ayah, Aksinya Diganjar Hadiah dari Pejabat Polri

"Menurut saya itu ada kelainan secara fisik. Saya memandang orang saja bisa ada yang cacat dan wajar jika ada babi yang juga cacat," ucap Karso.

"Kami mengira awalnya biasa saja, tidak menyangka jadi ramai sejak dua hari terakhir," kata Karso.

Karso mengatakan akan membahas kemunculan fenomena tersebut bersama unsur BPD, Bhabinkamtibmas, Babinsa serta Gugus Tugas Covid-19.

Bhabinkamtibmas Polsek Jatilawang Aipda Eko Suroso mengimbau warga tidak ramai-ramai datang untuk melihat babi hutan tersebut.

"Kami sudah mengimbau agar warga tidak berondong-bondong ke lokasi, karena itu babi hutan biasa yang kemungkinan memiliki kelainan genetik," jelas Eko.

Menurut ahli, ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu keanehan babi hutan tersebut seperti perkawinan sedarah.

"Biasanya keturunan yang tidak normal itu karena faktor gen, perkawinan keluarga dekat, terjadilah penurunan kualitas, bisa menjadi mudah sakit, bisa terjadi cacat," kata Kepala BKSDA Cilacap Dedi Rusyanto.

Perubahan iklim yang sangat ekstrem dan gangguan kehamilan pada induk babi juga bisa menjadi faktor pemicu.

Gangguan kehamilan biasanya disebabkan lantaran induk babi mengalami luka atau dikejar predator di habitatnya.

 Inilah Profil Komika Bintang Emon, Sampaikan Pesan soal Bahaya Virus Corona dengan Gaya Khasnya

"Tapi biasanya lebih condong atau mendekati karena faktor genetika, karena dekatnya perkawinan keluarga indukan. Itu kan bisa terjadi juga pada manusia dan tumbuhan," jelas Dedi.

Sedangkan terkait santapan babi hutan yang tak lazim itu, Dedi menduga karena faktor stres dan bisa kembali normal seperti santapan babi pada umumnya.

Bakal Ditutup

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved