Sisi Lain Metropolitan
Tak Percaya Diri dan Kerap Dibully, Kisah Rani Latih Percaya Diri dari Berjualan Pempek
Selain keprihatinan terhadap hidup, ia juga belajar tampil dimuka umum dan berani mengungkapkan pendapat
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
"Pernah dibully juga, mungkin karena saya anaknya pendiam. Jadi banyak yang isengin. Terus bisa dibilang saat itu apa yang saya mau keturutan (terpenuhi), bisa jadi dibully karena faktor itu. Akhirnya buat saya makin enggak percaya diri sama sekali," lanjutnya.
Seiring berjalannya waktu, Rani bertekad mengubah kepribadiannya. Ia ingin jauh lebih terbuka dan mudah bergaul ke rekan-rekannya.
Dimulai dengan komunikasi biasa ketika Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berlanjut hingga perguruan tinggi.
Perlahan Rani mampu berkomunikasi dengan rekannya dan ia memiliki sejumlah sahabat atas usahanya membuka diri.
Tanpa menyerah Rani mulai mencoba mengikuti jejak orang tuanya. Ya, ia mulai memberanikan diri untuk berdagang.
"Terus jualan buku di salah satu market place. Jatuhnya jastip sih tapi ternyata saya menikmati hal itu. Sebab ini kan via chating jadi enggak tatap muka langsung sama pembelinya," katanya.
Berkembang dan mulai ada peningkatan, Rani berpikir untuk menjual pempek buatan orang tuanya.
Tanpa media sosial, Rani menawarkan langsung pempek yang dibawanya kepada teman sekampusnya.
"Mikirnya usia sudah sekian, jadi harus ada perkembangan masa mau pendiam dan tertutup terus. Akhirnya saya bawa pempek ke kampus, saya tawarin ke teman-teman," katanya.
Masih merasa malu-malu dan tak percaya diri, Rani mengisi semua pikirannya dengan pemikiran positif serta tekad yang kuat.
Alhasil, berjual pempek tersebut justru berlanjut hingga saat ini dan menjadi tambahan penghasilannya.
"Alhamdulillah dari komunikasi ke orang itu saya jadi banyak belajar. Malahan sekarang sudah 80 persen kalau bicara tingkat percaya dirinya ya. Alhamdulillah juga jualan pempek buat ibu saya ini berlanjut sampai sekarang dan saya dibekali resepnya juga,"
Merek dagang sendiri
Meski bukan partai besar, Rani mengaku senang karena usahanya turut mengalami perkembangan.
Ibarat sambil menyelam minum air, Rani dapatkan hal tersebut. Sambil latihan kepercayaan diri, dari produk pempeknya ia bisa raup jutaan rupiah.