Sisi Lain Metropolitan
Tak Percaya Diri dan Kerap Dibully, Kisah Rani Latih Percaya Diri dari Berjualan Pempek
Selain keprihatinan terhadap hidup, ia juga belajar tampil dimuka umum dan berani mengungkapkan pendapat
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Latihan percaya diri, Rani Kurniasari (27) pilih berdagang offline maupun online.
Memiliki kepribadian pendiam, membuat sejumlah orang kesulitan berkomunikasi ataupun bersosialiasi.
Untuk membangkitkan rasa percaya diri, upaya demi upaya kerap dilakukan oleh tiap individu.
Bagi Anda yang sedang melakukan upaya meningkatkan kadar percaya diri, ide dari Rani bisa dijadikan referensi untuk dicoba.
Berasal dari keluarga perantau membuat keluarga Rani harus bekerja keras di Ibu Kota, dan Rani selalu mengikutinya.
Meski sekedar mengikuti orang tuanya bekerja atau berdagang, ajang itu perlahan mengajarinya banyak hal.
Selain keprihatinan terhadap hidup, ia juga belajar tampil dimuka umum dan berani mengungkapkan pendapatnya.
"Saya sebenernya bantuin ibu jualan sudah dari SD. Dulu pernah jualan di pinggir jalan, tapi enggak berlanjut karena banyak pungli.
Akhirnya jualan di rumah aja mulai dari pecel, mie ayam sampai pempek," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (19/6/2020).
Secara keamanan, berjualan dari rumah kala itu merupakan pilihan yang tepat.
Sayangnya, hal itu membuat Rani kembali lagi asyik menikmati kepribadian pendiamnya.
Imbasnya, Rani menjadi korban bully ketika dirinya tengah mengemban pendidikan duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ataupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tanpa ia tahu sebab perkaranya, Rani selalu diganggu oleh teman sekelasnya.
Sebagai contoh, ketika SD ia sedang duduk di kursi kelas dan beberapa teman datang untuk mengolok-ngolok dirinya.
Hal ini tentunya semakin mempengarungi tingkat kepercayaan dirinya.