Konsep Open Government, Anies Baswedan Ungkap Bangun Jaringan Transportasi Jak Lingko di Ibu Kota
Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 16 Oktober 2017. Anies membangun jaringan transportasi Jak Lingko.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anies Baswedan telah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun delapan bulan atau sejak 16 Oktober 2017.
Secara bertahap, janji kampanyenya mulai ditunaikan.
Salah satu konsep yang sering digaungkan adalah open government (pemerintahan yang terbuka), yang berpijak pada tiga poin yakni transparansi, partisipasi dan kolaborasi. Ia mengklaim sudah menerapkan dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
Berikut wawancara eksklusif redaksi Warta Kota dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tanya: Apakah konsep open government sudah mulai berjalan di tengah masyarakat?
Jawab: Konsep itu sudah berjalan. Sebagai contoh kami membangun jaringan transportasi. Bukan pemprov yang membangun jaringan bus kecil, tapi yang dibangun
adalah Jak Lingko untuk berkolaborasi.
Dari situ, jumlah armadanya melonjak tinggi karena kami bermitra dengan Transjakarta.
Contoh lain, adalah papan informasi transportasi untuk memudahkan masyarakat dan wisatawan mancanegara dan domestik yang ada di sejumlah halte.
Misalnya di Jalan Sudirman, di sana akan ketemu halte bus.
Selama ini kita mengasumsikan orang ke halte itu tahu rute bus atau peta transportasi di Jakarta. Padahal belum tentu mereka tahu.
Sekarang di setiap halte itu ada informasi lengkap dan rute bus serta petanya dijelaskan.
Itu tidak dibuat oleh DKI, tapi dibuat oleh Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ), hasil kolaborasi.
Mereka punya ide dan kami undang untuk kolaborasi, menjadikan mereka sebagai wayfinding (penunjuk jalan), dan kami yang mengerjakan.
Tapi rumusannya dibantu oleh mereka.