Tak Lolos Jalur Zonasi karena Umur, Anak 14 Tahun di Matraman Kurung Diri Hingga Tewas
Seorang anak warga Kecamatan Matraman tewas setelah mengurung diri lantaran diduga stres tak lolos PPDB DKI Jakarta.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Seorang anak warga Kecamatan Matraman Tewas setelah mengurung diri lantaran diduga stres tak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan anak berusia 14 tahun tahun itu diduga depresi karena gagal masuk SMAN pilihannya lewat jalur zonasi.
"Sebelumnya ada dialog antara ibu dan anaknya itu karena anaknya tidak lulus. Akhirnya ibunya mengatakan 'masuk swasta saja nak' tapi anaknya tidak mau," kata Sirait saat dikonfirmasi, Sabtu (29/6/2020).
Usia korban yang lebih muda dibanding anak-anak lain yang mendaftar SMAN lewat jalur zonasi membuatnya tidak lolos lalu diduga stres.
Merujuk informasi yang diterima Komnas PA dari sejumlah orangtua, korban sempat mengurung diri di kamar selama beberapa waktu.
"Dia punya asam lambung, itu yang memicu sampai akhirnya meninggal. Kejadiannya hari Sabtu (27/6) itu diinformasikan sama saya. Tapi bukan meninggal karena bunuh diri," ujarnya.
Sirait menuturkan orangtua korban sudah berupaya memberi semangat kepada sang anak agar tak depresi dan mengurung diri.
Nahas upaya orangtua korban gagal, karena sang anak memilih mengurung diri hingga akhir hayatnya sehingga membuat asam lambung naik.
"Mungkin mikir, stres, terus asam lambungnya naik. Karena dia umurnya 14 tahun sembilan bulan, kurang berapa bulan gitu dari 15 tahun," tuturnya.
• Muncul Bocoran Harga iPhone 12 Series, Berapa Kira-kira?
• Perampok Bidan dan Perawat di Depok Tertangkap, Motif Ekonomi Hingga Riwayat Kejahatan
Sirait menyebut jenazah korban kini sudah dimakamkan pihak keluarga, sementara orangtuanya mendapat pendampingan psikologis.
Sementara, Kapolsek Matraman Kompol Tedjo Asmoro mengatakan hingga kini pihaknya tak mendapat laporan perihal kebenaran pernyataan Sirait.
"Belum ada laporannya," kata Tedjo.