Sisi Lain Metropolitan

Sambung Hidup di Pandemi Covid-19, Tukang Jamu Gunakan Face Shield Keliling Pasar Baru

Demi mendapatkan kepercayaan konsumen, Sidar mempersiapkan diri dengan memakai face shield dan masker

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Sidar, penjual jamu keliling menggunakan face shield di tengah pandemi Covid-19 di Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Jumat (3/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - Sudah menjadi keseharian Sidar (46) menyusuri gang-gang sempit permukiman warga dan menyisir daerah Pasar Baru dengan sepedanya.

Sidar, yang sudah melakoni pekerjaan sebagai tukang jamu keliling itu selama lima tahun merasakan perbedaan dalam beberapa bulan belakangan ini.

Perbedaan itu paling tidak bisa dirasakan dari segi penampilan dan pendapatan.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan rampungnya, ia harus menerapkan protokol kesehatan kala bekerja walaupun pekerjaannya itu termasuk pekerja informal.

Demi mendapatkan kepercayaan konsumen, Sidar mempersiapkan diri dengan memakai face shield dan masker kala berkelana menggowes sepeda mencari cuan.

Botol hand sanitizer yang diletakkan di dalam kotak jamunya juga tak lupa dibawa berkeliling.

Sidar, penjual jamu keliling menggunakan face shield di tengah pandemi Covid-19 di Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Jumat (3/7/2020).
Sidar, penjual jamu keliling menggunakan face shield di tengah pandemi Covid-19 di Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Jumat (3/7/2020). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Di suatu sore yang hampir meredup, ia terlihat sedang meladeni beberapa pembeli di pinggir Jalan Kelinci Raya, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Tangannya menuangkan botol jamu sesuai permintaan pembeli ke gelas plastik.

Sebelum  meladeni para pembeli itu, Sidar sempat juga mangkal di tempat biasa para karyawan dari department store pulang.

Ia hafal perkiraan jam-jam pulang karyawan di kawasan Pasar Baru.

Ketika sedang mangkal, ia merasakan perbedaan jumlah karyawan yang pulang untuk bergantian shift dengan karyawan lain. Bahkan, karyawan yang biasa jadi langganan tetapnya tidak terlihat beberapa hari ini di tempat itu.

"Kalau ada karyawan pulang untuk bergantian shift, saya jaga di tempat biasa. Tapi yang biasa beli jamu kok enggak kelihatan. Jangan-jangan mereka di-PHK," katanya saat ditemui TribunJakarta.com pada Jumat (3/7/2020).

Perempuan asal Purbalingga, Jawa Tengah itu menduga para karyawan yang tidak lagi dilihatnya terkena pengurangan tenaga kerja di perusahaan itu.

Sidar beberapa kali juga melihat para karyawan enggan mengeluarkan uang untuk membeli jamu ketika waktu beristirahat.

"Karena lagi susah begini, mereka simpan uangnya daripada jajan. Pendapatan karyawan juga mungkin ada yang berkurang karena pandemi," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved