UIN Syarif Hidayatullah Gelar ICC 2020, Bahas Pendidikan dan Wiraswasta Digital Bagi Milenial
Ketua Pelaksana ICC 2020, Tamadhir Thaharani, mengatakan, acara tersebut terbuka untuk umum dengan mendaftar melalui bit.ly/internationalculture20
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bakal menggelar International Culture Conference (ICC) pada 6-16 Juli 2020.
Acara tahunan konferensi budaya itu, kini mengambil tema "Harmony in Diversity".
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang digelar secara festival, ICC kali ini dihelat secara daring atau online berupa streamtalk dan webinar.
Ada lima subtema konferensi virtual itu yang membahas dari mulai pendidikan hingga wiraswasta digital bagi para milenial di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Pelaksana ICC 2020, Tamadhir Thaharani, mengatakan, acara tersebut terbuka untuk umum dengan mendaftar melalui bit.ly/internationalculture20.
“Para expert dari berbagai bidang akan turut meramaikan acara ini. Jadi masyarakat bisa mengetahui berbagai kebudayaan Internasional, acaranya diadakan secara online, sehingga masyarakat ataupun mahasiswa dapat mengakses informasi, seperti pendidikan di luar negeri, cara meningkatkan softskill di era new normal, menjadi digitalpreneur yang kreatif, itu kan masyarakat sulit dapat," ujar Tamadhir, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/7/2020).
• Jelang Iduladha 2020, Pedagang Hewan Kurban Wajib Memiliki SKKH
• Kepala SMAN 100 Harap Ruang yang Terbakar Segera Diperbaiki
ICC 2020 ditargetkan akan diikuti 2.000 peserta, barkaca dari antusiasme masyarakat terhadap acara budaya yang pernah digelar oleh UKM Bahasa FLAT sebelumnya.
Kepala Sub Bagian Bina Bakat dan Minat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Arief Arianto Aryadi, mengapresiasi penyelenggaraan ICC.
Menurutnya, FLAT berhasil mengaplikasikan tridarma perguruan tinggi dengan menggelar acara yang informatif dan kontekstual.
Arief mengataan, dengan dibekali kemampuan bahasa asing dan diplomasi, mahasiswa dapat menghadirkan delegasi-delegasi dari berbagai komunitas dan narasumber yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya apresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini, karena ini menunjukan mahasiswa itu sudah siap terjun ke masyarakat, mahasiswa membuka diri bahkan memberikan sumbangsihnya langsung memberikan informasi-informasi yang bermanfaat,” ujar Arief.