Bocah Tewas Dililit Sanca Jumbo
Bocah Tewas Terlilit, Warga Tangsel Diimbau Tak Tangkap Ular Sendiri Jika Bukan Ahli
Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Tangsel, Uci Sanusi, angkat bicara terkait Yusuf Maulana, bocah 13 tahun yang tewas dililit ular.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Dari sejumlah saksi yang dimintai keterangan, kronologi bermula dari Yusuf yang tengah melintas bersama temannya, Rafli, menggunakan sepeda motor.
Usai buang air kecil, Yusuf melihat ular cukup besar dan memanggil Rafli untuk menangkapnya.
Yusuf berhasil menangkap bagian kepalanya.
Namun karena kalah tenaga, ular yang diketahui berjenis sanca berukuran sekira empat meter itu balik menyerang.
Yusuf dililit hingga tak berdaya.
Rafli berusaha menarik, namun kekuatannya tidak seperkasa lilitan ular.
"Kebetulan dia di pinggir kali tuh lagi niat mau buang air, ngeliat ular, dia mau tangkap cuma karena ularnya besar, dia enggak kuat berdua, akhirnya korbannya terlilit," ujar Syafei saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Selasa (7/7/2020).
Rafli berusaha mencari bantuan warga sekitar. Namun karena suasana sepi dan tidak ada orang yang lewat, ia terlambat.
Saat kembali ke kali, Rafli mendapati Yusuf sudah meninggal dunia.
"Temannya berusaha bantu tapi karena memang temannya minta cari bantuan. Setelah dapat bantuan, ularnya sudah pergi, temannya sudah meninggal," ujarnya.
Syafei tidak habis pikir mengapa dua anak itu berani menangkap ular besar itu
Ia mengatakan, petugas rescue damkar saja memerlukan lima orang dewasa untuk menangkap ular sanca berukuran panjang empat meter.
"Sanca, ukuran sebesar paha orang dewasa, 4 meteran. Kita juga kalau ular sebesar itu harus berempat berlima," ujarnya.
Warga tak berani menolong
Ukuran ular sanca jumbo yang melilit tubuh Yusuf Maulana membuat warga sekitar ketakutan dan hanya menonton tanpa berani menolong.