Sisi Lain Metropolitan

Tukang Vermak Levis Ini Pernah Jahit Celana Robek Gilang Dirga Saat Syuting di Sunda Kelapa

Casmono (38) sudah pernah menjahit pakaian orang-orang dari berbagai daerah dan kalangan. Satu diantaranya Gilang Dirga.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Casmono (38), memanfaatkan halte 'mati' di dekat kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Pademangan, Jakarta Utara, sebagai tempat membuka usaha jahit. 

Kata Casmono, menjahit di halte yang sangat berdekatan dengan pelabuhan menimbulkan rasa cemas dengan sendirinya.

Rasa cemas itu timbul bukan dari razia Satpol PP atau pengelola pelabuhan yang bisa menutup usahanya.

Rasa cemas itu dirasakan karena setiap harinya, terutama di malam hari, jalanan di depan halte tersebut selalu dilintasi truk trailer.

Casmono terkadang harus menoleh ke arah jalan apabila terdengar suara bising truk trailer yang melintas.

Itu menjadi suatu cara menjaga dirinya tetap waspada karena ia tak mau tewas ditabrak truk trailer.

Apalagi, beberapa waktu lalu halte tempatnya membuka lapak menjahit sempat ditabrak truk yang melintas.

Beruntung, saat itu lapak Casmono sudah tutup.

"Waktu itu halte ini pernah ditabrak truk. Saya lagi nggak di sini, karena waktu itu kejadiannya jam 2 (dini hari)," kata Casmono.

Menjadi tukang jahit di halte bekas nyatanya bukan pekerjaan pertama yang dilakukan bapak anak satu ini.

Sebelum menetap di halte itu, Casmono sempat menjadi tukang jahit keliling yang beroperasi di dalam kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa.

"Saya di sini (halte) dari 2009. Sebelumnya keliling dari tahun 2007 sampe 2013 kalau enggak salah," kata Casmono.

Rekannya Dibegal Saat Ngojek, Duloh Ikut Cemas jadi Korban Tindak Kriminal

Pemkot Tangerang Buka Pemeriksaan Hewan Peliharaan Gratis, Begini Caranya

Cegah Penculikan, Polisi Kuatkan Patroli Hingga Imbau Orang Tua Waspada

Sebelum menjadi tukang jahit di halte secara penuh, Casmono pernah menjalankan dua shift pekerjaan. Dari pagi hingga sore ia akan berkeliling di dalam kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sementara dari sore sampai malam baru ia akan menetap di halte.

Namun, seiring waktu berjalan pengelola pelabuhan sudah tak lagi memperbolehkan tukang jahit keliling masuk ke dalam.

Alhasil, Casmono pun memanfaatkan halte tersebut secara penuh untuk lapak jahitnya.

Adapun selama membuka lapak menjahit di halte dekat pelabuhan, otomatis pelanggan Casmono adalah orang-orang yang beraktivitas di sana.

Selain nelayan, polisi dan turis yang melintas kerap kali menggunakan jasa Casmono untuk membuat pakaian mereka bagus kembali.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved