Kisah Pedagang Pasar Cikini Kamboja Saling Menguatkan Saat Pandemi Covid-19
Menurut ceritanya, ia awalnya mengikuti tes swab bersama para pedagang pasar lain yang diadakan pemerintah
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Belakangan, pedagang pasar banyak yang terpapar virus Covid-19.
Banyaknya kasus pedagang yang positif salah satunya berada di Pasar Cikini Kamboja, di Kawasan Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Akibat ulah virus itu, pasar ditutup sementara waktu. Ditutupnya pasar jelas berdampak kepada pemasukan pedagang.
Namun, mereka memilih tabah menghadapi situasi yang belum tahu kapan selesainya ini.
Sugiyanto (47) misalnya, tidak ada pilihan selain sabar menghadapi kenyataan ketika istrinya, Wiartini (44) positif Covid-19.
Menurut ceritanya, ia awalnya mengikuti tes swab bersama para pedagang pasar lain yang diadakan pemerintah.
Dari hasil tes swab itu, Sugiyanto negatif Covid-19.
Namun, tidak bagi Wiartini yang mendapatkan hasil berlawanan.
Sugiyanto syok mengetahui hasilnya. Jujur ia kaget sebagai orang awam. Apalagi kasus-kasus itu yang hanya dilihatnya dari layar televisi kini malah kejadian di lingkup keluarganya sendiri.
"Ya jelas kaget lah. Kita orang awam ya kan. Resah dan cemas juga," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (10/7/2020).
Pikiran Sugiyanto tidak tenang selama seharian. Tapi ia tidak lama merenungi nasib malang.
Sikap Sugiyanto berbeda dari kebanyakan pedagang pasar yang positif. Mereka tidak bisa tidur berhari-hari.
Selama di isolasi mandiri di dalam rumah, Sugiyanto harus tidur terpisah dengan Wiartini.
Keempat anaknya yang masih sekolah ia titipkan ke rumah pak denya.