Kisah Pedagang Pasar Cikini Kamboja Saling Menguatkan Saat Pandemi Covid-19

Menurut ceritanya, ia awalnya mengikuti tes swab bersama para pedagang pasar lain yang diadakan pemerintah

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Suasana sepinya Pasar Cikini Kamboja di kawasan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (10/7/2020). 

Ia mendukung istrinya selama dirawat secara mandiri.

"Saya sebagai kepala keluarga menguatkan Wiartini. Memberi semangat," ujar pedagang kelontong itu.

Di permukiman, Ia mengikuti anjuran pemerintah dengan menjaga jarak, memakai masker kala keluar rumah dan membawa hand sanitizer.

Pihak RW 001 Kelurahan Pegangsaan juga menaruh perhatian kepada kondisi Wiartini.

Soal makanan, istri Sugiyanto itu tercukupi selama di isolasi.

Setelah tes swab pertama, Wiartini menjalani tes swab kedua. Di tes terakhir ini beberapa hari kemudian ia dinyatakan sembuh.

"Dokter Puskesmas mengirim pesan dari WA (Whatsapp). Begitu abis swab tiga hari, dikasih kabar bahwa sembuh. Hasil tes kemarin negatif," lanjutnya.

Sugiyanto senang mendengarnya. 

Pikiran macam-macam Wiartini yang kadung terngiang-ngiang di benaknya pun perlahan lenyap.

"Pikirannya dia udah macem-macem. Udah kemana-mana. Setelah dengar kabar udah lega lagi," ungkapnya.

Kisah Sri Melawan Covid-19: Isolasi Mandiri Selama 13 Hari Tinggal di Dalam Kios Baju

Selain Wiartini sebagai penyintas Covid-19, Sri (61) juga sama.

Saat ditemui TribunJakarta, perempuan lanjut usia itu sedang duduk di depan kiosnya yang gelap.

Pedagang baju tersebut hanya membuka sedikit celah di depan kiosnya. 

Barangkali Sri bosan berhari-hari tinggal di dalam kiosnya seorang diri. Hanya ditemani baju-baju dagangannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved