Gubernur Banten Tegaskan Ojek Online Boleh Beroperasi Saat PSBB Jilid 6
Gubernur Banten, Wahidin Halim menegaskan ojek berbasis online atau daring di Tangerang Raya saat PSBB tahap keenam boleh beroperasi.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Gubernur Banten, Wahidin Halim menegaskan ojek berbasis online atau daring di Tangerang Raya saat Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap keenam boleh beroperasi.
Operasional yang dimaksud ialah diperbolehkan mengangkut penumpang setelah beberapa bulan dilarang karena pelaksanaan PSBB tahap sebelumnya.
"Salah satunya ojol, disepakati kita perkenankan bawa penumpang dengan catatan dia tetap menggunakan helm full face, pakai jaket, sanitizer, lalu ada sekat," kata Wahidin di Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Kamis (16/7/2020).
Untuk menjaga kesehatan dan memutus rantai penularan Covid-19, lanjut Wahidin, Pemerintah Provinsi Banten berencana akan menyiapkan rapid test untuk ojek online.
Tentu saja, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak dari ojek online untuk memastikan kembali kesehatan mitranya.
"Rapid test sedang dirancang, pemprov sedang siapkan alat rapid untuk para ojol. Tinggal koordinasi kota dan kabupaten berapa banyak ojolnya," jelas Wahidin.
Sementara, Irwan ojek online yang mangkal di Tangcity Mall mengaku sudah berjibaku hampir setengah tahun mengumpulkan pundi-pundi.
Pasalnya, ia mengaku hanya mengandalkan pesanan antar makanan dan paket kepada warga Kota Tangerang.
"Belum ada penumpang, jadi penumpang belum bisa mesen. kita ngandelin gosend dan paket. kalau pendapat sehari-hari sebelum pandemi sekitar Rp 200 ribu. Sekarang hanya dapat orderan dari pagi sampai sore hanya empat," keluh Irwan.
• Ini Pengertian New Normal Menurut Gubernur Banten Wahidin Halim
• 59 Perusahaan Tutup, Gubernur Wahidin Halim Imbau Masyarakat Tidak Cari Kerja di Banten
Bicara soal rapid test, ia pun keberatan kalau hanya sopir ojol yang dites namun, penumpang pun harus dilakukan rapid test.
"Keberatan lah, karena bukan cuma kita aja yang harusnya dirapid test. Penumpangnya juga harus dirapid test. Terus biaya rapid test belum ada," keluh Irwan.