Korban Bullying Dipaksa Cium Kaki
Pelaku Bully Paksa Cium Kaki Bawa Teman saat Labrak Korban: Hubungan dengan Korban Sempat Renggang
Pelaku dan korban sebenarnya adalah sahabat. Mereka berteman sejak SD. Belakangan, hubungan mereka merenggang.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI- Kasus perundungan atau bullying siswi yang dipaksa mencium kaki tersebut berujung damai.
Kasus tersebut damai usai diselesaikan Polsek Tambun dan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi.
Aksi bully tersebut berawal dari ejeken di media sosial. Padahal keduanya sebenarnya adalah sahabat. Mereka berteman sejak SD. Belakangan, hubungan mereka merenggang. Simak selanjutnya:
1. Teman sejak kecil
NS orangtua korban mengatakan, anaknya dengan pelaku bullying merupakan teman sejak kecil.
"Dia (pelaku) tinggal di RT09, saya tinggal di RT10 dari (anak/korban DS) umur tiga tahun pindah ke situ sampai sekarang bergaul," kata NS di Mapolsek Tambun, Senin, (27/7/2020).
Sebagai orangtua, NS mengaku sangat kaget mendengar anaknya menjadi korban bullying apalagi pelaku merupakan orang yang dikenal sejak lama.
"Makanya saya keadaan begini kaget banget, udah kenal lama, sama orangtuanya (pelaku) saya juga kenal," ungkapnya.
Bahkan saking dekatnya, korban hampir setiap hari, main ke rumah korban. Kedua orangtua juga saling kenal baik satu sama lain.
"Kenal baik, anak saya setiap hari main ke rumahnya, jam 10 abis bangun tidur mandi makan main ke rumah dia, balik lagi zuhur terus main lagi balik ashar, sampai magrib," paparnya.
2. Orang tua tidak pernah anaknya bertengkar
Selama kenal lama, NS tidak pernah mendengar labar putrinya bertengkar dengan pelaku.
"Enggak pernah, enggak pernah berantem, makanya saya dengar begini saya kaget, sampai dikriminal gitu anak saya," terangnya.
Terkait penyebab korban bullying dengan pelaku juga NS tidak begitu mengetahui, dari keterangan putrinya keduanya sempat saling sindir di media sosial.
"Saya kurang tahu masalah dia di medsos soalnya saya enggak pegang HP (ponsel), tapi nggak tahu masalah apa sampai mereka begitu," paparnya.