Penemuan Mayat di Pinggir Tol

Tak Percaya Yodi Prabowo Tiada, Adik Kembar Kerap Cari di Kamar dan Sering Bengong: Kok Tidur Terus?

"Ada keadilan buat anak kami. Dia putra pertama dan adiknya ada tiga," beber Turinah dilansir TribunJakarta dari acara Mata Najwa pada Kamis (30/7).

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
YouTube/Najwa Shihab
Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah 

3. Tak ada tanda perkelahian

Polisi menyebut tak ada tanda-tanda bekas perkelahian di jenazah Yodi.

Dari olah TKP dan pemeriksaan saksi, tak ada keributan yang terdengar di sekitar TKP.

Motif perampokan ditepis polisi lantaran tak ada barang-barang Yodi yang hilang setelah ditemukan tewas.

4. Luka di leher dan dada

Polisi menyebutkan Yodi tewas akibat empat luka tusuk di dada dan leher.

Luka di dada Yodi memiliki jenis kedalaman yang bervariasi.

Luka tusuk pertama berkedalaman sekitar 1,5 sentimeter.

Luka kedua dan ketiga tak terlalu dalam, dan luka keempat memotong bagian bawah paru-paru.

“Ahli katakan setiap orang yang melakukan bunuh diri dengan senjata tajam, akan selalu ada bukti permulaan. akan selalu ada luka percobaan. Coba-coba dulu gitu,” ujar Ade.

5. Yodi beli pisau di Ace Hardware

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menyebut Yodi sempat membeli pisau sendiri di Ace Hardware, Rempoa, Tangerang Selatan.

"Pisau ini punya ciri khas khusus dijual di Ace Hardware," kata Ade.

Menurut Ade, Yodi membeli pisau pada Selasa (7/7/2020) siang hari sekitar pukul 14.00 WIB.

Polisi pun memeriksa Ace Hardware Rempoa terkait penemuan pisau tersebut dan menemukan bukti rekaman CCTV saat Yodi membeli pisau.

"Ternyata kami temukan (rekaman CCTV) korban sedang membeli pisau tersebut. Baju yang dikenakan sama persis dengan baju yang dipakai saat jenazah ditemukan," kata Ade.

Pisau tersebut diduga kuat digunakan Yodi untuk bunuh diri.

6. Yodi diduga depresi dan sempat berobat di RSCM

Polisi menduga Yodi mengalami depresi setelah pergi ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Diduga Yodi bunuh diri karena mengalami depresi.

“Adakah (konsultasi dengan dokter kulit dan kelamin) kaitannya dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi. Tetapi ini dijelaskan oleh ahli di bidang psikologi forensik,” kata Tubagus.

Kemungkinan depresi didapatkan polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikologi forensik.

Polisi mengaitkan antara fakta-fakta penyidikan dengan keterangan saksi ahli.

Sebelumnya, polisi menemukan transaksi keuangan di RSCM.

Di sana, Yodi membayar biaya tes dan konsultasi beberapa hari sebelum dia tewas.

"Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Tubagus.

Yodi menjalani tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM.

Ia kemudian disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.

7. Yodi positif amphetamine

Berdasarkan hasil pemeriksaan urine, polisi menyebut Yodi positif menggunakan amphetamine.

Hal tersebut dipastikan setelah tim forensik melakukan pemeriksaan.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan, kalau sudah diperiksakan amphetamine berarti dia pakai," kata Ade saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Yodi diduga tengah dirundung depresi sehingga mengonsumsi amphetamine.

Pengaruh amphetamine itulah yang diduga menjadi penyebab utama dirinya nekat melakukan tindakan bunuh diri.

“Meningkatnya keberanian yang luar biasa, jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan orang tak normal karena tak akan nyambung ini," ucap Tubagus. (*)

SIMAK VIDEONYA:

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved