Lewat Lorong Sepi Tengah Malam, Remaja 15 Tahun Histeris Dapat Perlakuan Tak Terduga dari 3 Waria
Remaja 15 tahu ini tak menyangka, keputusannya melewati sebuah lorong tembus untuk jalan pintas akan membawanya pada peristiwa tak terduga.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Bahkan bocah tersebut kehilangan nafsu makan dan sulit tidur sebab terus teringat peristiwa yang sudah dialaminya.
"Iya trauma sekali," ujar RA dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

Dikenal Suka Buat Onar
Maya, seorang warga sekitar mengaku tidak kaget lagi dengan aksi kejahatan yang dilakukan oleh waria di kawasan tersebut.
"Disini memang terkenal rawan, banyak banci, banyak juga ulah (kejahatan) mereka. Salah satunya ya itu tadi, mereka sering nodong orang. Jangankan orang yang lewat, pasien-pasien mereka saja banyak yang kena todong," ujarnya.
Bahkan, kata Maya, warga sekitar juga tidak berani untuk melintas di lorong tersebut di malam hari.
Sebab para waria yang biasa mangkal dikawasan tersebut juga terkenal kerap membawa senjata tajam seperti pisau.
• Niat Temui Krisdayanti, Atta Halilintar Tertegun saat Aurel Hermansyah Ungkap Fakta Ini: Oh Gitu
"Iya mereka suka bawa senjata. Baru-baru ini ada perantau asal Medan, dia numpang bermalam di salah satu warung dekat sini. Sama banci-banci itu diganggu juga sampai ketakutan orang itu. Tapi ya bukan cuma orang luar, kita saja takut lewat sini kalau malam-malam."
"Seperti tukang becak, tidak ada yang berani lewat sini malam hari. Mending cari jalan lain, memutar arah atau biasanya lewat dari belakang kodim, disitu lebih aman," ujarnya.
Hal yang semakin menjadikan tempat tersebut tidak aman adalah tidak adanya lampu penerang jalan di lorong tersebut.
"Nah itulah, jalan disini gelap sekali kalau malam. Jadi mereka (waria) merajalela disini. Mereka itu sangat sering dirazia sama aparat, tapi masih saja berbuat ulah," ujarnya.

Orangtua Tidak Terima
Sementara itu, Ai (35) ayah kandung RA mengaku sangat tidak terima dengan peristiwa yang menimpa anak pertamanya tersebut.
Tak hanya itu, Ayah dua ini juga begitu bingung sebab handphone yang berhasil dirampas ketiga pelaku dari tangan RA, merupakan satu-satunya milik keluarga mereka.
"Anak saya yang bungsu (adik RA) sekarang juga sekolah via online. Cuma itu handphone yang kami punya. Sekarang saya sama istrj lagi bingung, gimana nanti anak kami mau sekolah," ujarnya.
Pihak keluarga sangat berharap agar para pelaku bisa segera tertangkap.
Untuk itu Ai juga sudah mendatangi kantor kepolisian untuk membuat laporan.
"Tapi laporan kami belum diterima dan diminta datang lagi hari Senin karena katanya belum ada yang piket. Mungkin karena masih suasana lebaran," ujarnya.
(tribunjakarta/tribunsumsel)