Food Story

Jamu Ibu Hadi di Pasar Mayestik Racik Minuman Tradisional Agar Cepat Hamil

Satu paket untuk tiga hari dihargai Rp 48 ribu. Bila sudah habis, pasutri dianjurkan datang lagi.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Toko Jamu Ibu Hadi di Pasar Mayestik, Lantai Basement Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (5/8/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Memiliki sang buah hati merupakan impian bagi banyak pasangan suami istri.

Berbagai cara ditempuh agar dikaruniai anak.

Bila belum kunjung berhasil, barangkali minuman tradisional yang menyehatkan bisa dicoba.

Di Lantai Basement Pasar Mayestik, ada toko Jamu Ibu Hadi yang menjual minuman tradisional.

Jamu Ibu Hadi sudah sangat terkenal di sekitar Pasar Mayestik.

Beberapa pedagang yang saya tanya pasti tahu di mana kiosnya berada.

Nah, salah satu racikan jamu itu katanya bisa memuluskan sang istri berbadan dua.

Kata generasi ketiga Jamu Ibu Hadi, Budi Susilowati (59), banyak pasutri yang membeli ramuan itu dan berhasil.

Nama jamunya, Jamu Subur Rahim dan Jamu Subur Pria. Atau sebenarnya tidak ada nama pastinya.

Ketika di sana sebutkan saja apa masalah yang dirasakan, Budi langsung tanggap dengan meracik jamu sesuai keluhan.

Jamu subur rahim dan jamu subur pria dibuat menjadi satu paket.

Satu paket untuk tiga hari dihargai Rp 48 ribu. Bila sudah habis, pasutri dianjurkan datang lagi.

"Banyak yang sudah berhasil. Yang penting makannya harus dipantang. Jangan makan durian, daging kambing, tape dan minuman soda," ujarnya mencontohkan beberapa makanan.

Sedia Empon-empon

Sempat beredar kabar minuman tradisional empon-empon bisa menjadi penangkal Covid-19.

Gara-gara kabar itu, empon-empon dicari banyak orang.

Di Pasar Mayestik, tepatnya di salah satu sudut lantai basement Blok A, ada Toko Jamu Ibu Hadi yang menjual jamu empon-empon.

Pengunjung pun banyak yang datang menyerbu toko jamu itu demi membelinya.

Generasi ketiga Toko Jamu Ibu Hadi, Budi Susilowati (59) mengatakan pada masa awal pandemi penjualan jamu meningkat hampir dua kali lipat, terutama empon-empon.

"Awal masa Corona penjualan meningkat sampai hampir dua kali lipat. Tambahannya sekitar 75 persen dari empon-empon," ujarnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Rabu (5/8/2020).

Racikan minuman tradisional itu terbuat dari temulawak, beras kencur dan kunyit asam.

Beras kencur ada tambahan jahe agar menghangatkan.

"Beras kencur pakai jahe untuk mencegah batuk dan paru-paru. Temulawak juga bisa untuk mengobati hepatitis dan maag. Sedangkan kunyitnya bagus untuk antibiotik," lanjutnya.

Jamu empon-empon baru pertama kali dijual Budi semenjak kehadiran pandemi Covid -19.

Saat pertama kali membuatnya, Budi mendapatkan respons baik dari pembeli terutama langganan.

Sebelum masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) , antrean di depan toko selalu mengantre demi membeli jamu. Pembeli pun sampai diberikan nomor antrean.

Namun, saat memasuki masa PSBB, penjualan jamunya sempat sepi meski buka.

Sejak itu banyak yang memesan jamu melalui chat di whatsapp. Nanti ojek daring yang mengantarkannya ke rumah.

Jamu empon-empon yang bakal dikirim biasanya dibungkus plastik dan ditulis "Corona" sebagai tanda ini obat yang dipercaya pembeli untuk menangkal Corona.

Toko Jamu Bu Hadi Sejak 1950 di Pasar Mayestik: Racikan Empon-empon Bikin Menkes RI Rela Antre

Sambung Hidup di Pandemi Covid-19, Tukang Jamu Gunakan Face Shield Keliling Pasar Baru

Serahkan 75.000 Jamu Tolak Angin kepada BNPB, Ini Kata Direktur Sido Muncul

Menteri Antre

Budi punya momen menarik saat melayani pembeli di tengah masa pandemi Covid-19.

Sebab, salah satu pembeli yang datang merupakan Menteri Kesehatan RI, Terawan.

Memang sebelumnya Budi sudah tahu bahwa keluarga Terawan kerapkali memesan jamu dengan mengirim ajudannya.

Namun, saat itu berbeda, bersama keluarganya, Terawan datang demi menenggak segelas empon-empon buatan Budi.

Budi pun hendak memberikan privileged kepada orang nomor satu di jajaran kementerian kesehatan itu.

Namun, Terawan enggan didahulukan dan memilih mengambil nomor antrean sambil menunggu giliran.

"Dia bilang enggak usah mba Budi saya ngantre aja seperti yang lain. Sesuai nomornya. Padahal waktu lagi ramai," katanya.

Kualitas bahan menjadi basis utama kenapa jamu Ibu Hadi diminati banyak orang sejak toko itu berdiri pada tahun 1950.

Soalnya, Budi menjaga betul pesan mendiang nenek dan ibunya yang meminta mengolah jamu dari bahan alami.

Tidak boleh ada campuran bahan pengawet ataupun bahan kimia lain.

"Pesan (Ibu saya) jangan pakai bahan kimia," ungkapnya.

Maka dari itu, jamu Budi hanya kuat tiga hari bila disimpan di lemari pendingin. Bila tidak hanya kuat sampai jam 6 sore.

Minuman Jamu dipercaya punya banyak khasiat buat kesehatan. Jadi, anda mau minum jamu apa hari ini?

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved