Sisi Lain Megropolitan

Tak Ada Lomba 17 Agustusan, Remaja di Kebon Jeruk Bikin Layangan Merah Putih Setinggi 8 Meter

Warga RT 005 RW 003 Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Baratmengisi perayaan kemerdekaan dengan membuat layangan raksasa.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Layangan setinggi hampir 8 meter yang dibuat anak-anak muda Sukabumi Utara RT 005 RW 003, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Minggu (16/8/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Perayaan 17 Agustus kali ini berbeda bagi warga Ibu Kota.

Pesta rakyat tahunan ini diprediksi bakal tidak semeriah biasanya.

Perlombaan ditiadakan karena pandemi Covid-19 yang sampai sekarang tak kunjung berlalu.

Proses pembuatan layangan yang dilakukan anak-anak muda Warga Sukabumi Utara saat malam hari
Proses pembuatan layangan yang dilakukan anak-anak muda Warga Sukabumi Utara saat malam hari (Dokumentasi Pribadi)

Upacara pun harus tetap menerapkan protokol kesehatan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi.

Namun, meski begitu, nyatanya sebagian warga tidak pupus harapan demi mengisi perayaan kemerdekaan.

Warga RT 005 RW 003 Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjadi contohnya.

Mulai anak kecil, remaja sampai dewasa berbondong-bondong membuat layangan yang ukurannya tidak lazim di Jakarta.

Mereka membuat layangan besar dengan tinggi hampir 8 meter.

Kalau saat ini anda melintas di Jalan Raya Sulaiman, Kelurahan Sukabumi Utara, pasti melihat layangan besar itu terpajang di tepi jalan.

Proses pembuatan layangan yang dilakukan anak-anak muda Warga Sukabumi Utara saat malam hari
Proses pembuatan layangan yang dilakukan anak-anak muda Warga Sukabumi Utara saat malam hari (Dokumentasi Pribadi)

Soalnya, karena keterbatasan lahan, layangan itu sengaja diletakkan di atas trotoar jalan.

Kedua sisi ujung badan layangan itu terlihat diikat di pagar dengan tali rafia agar tidak jatuh terhempas angin.

Cahyadi (34), perwakilan warga Sukabumi Utara, mengatakan, ide membuatnya karena sehubungan dengan mulai kembali musim layangan. Bukan saja musim sepeda.

Selain itu, untuk mengisi waktu senggang anak-anak muda.

"Di gang kita lagi enggak ada lomba. Anak mudanya enggak ada kesibukan. Dari anak-anak, remaja, sampai anak muda bikin layangan ini," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (16/8/2020).

Salah satu warga, Uki menunjuk layangan hasil karya anak-anak muda Sukabumi Utara pada Minggu (16/8/2020).
Salah satu warga, Uki menunjuk layangan hasil karya anak-anak muda Sukabumi Utara pada Minggu (16/8/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Layangan ini mengikuti gagrak Bali yang berukuran besar. Dibuatnya dari bahan sederhana saja. Kantong plastik dan batang bambu. Untuk tali gelasan diganti dengan tali tambang.

Anak-anak muda itu urunan dengan uang seadanya membeli bahan-bahan layangan.

Karena tinggal di permukiman padat, lahan kosong pun menjadi masalah dalam membuatnya.

Alhasil, mereka membuatnya saat tengah malam di jalanan menunggu Jalan Raya Sulaiman sepi.

Banyak warga rela begadang membuat layangan itu. Menjadi manusia nokturnal demi cepat rampung.

Proses pembuatan layangannya setinggi hampir 8 meter itu selesai dalam waktu tiga hari.

Ada Bendera Palestina

Di bagian bawah layangan, tergambar bendera Palestina.

Menurut Cahyadi, gambar itu sebagai tanda terimakasih untuk warga Palestina yang sempat mengucapkan selamat ulang tahun kepada Indonesia.

Warga kampung Sukabumi Utara itu tahu saat menyaksikannya dalam tayangan Youtube.

"Waktu itu lihat di Youtube, warga Palestina ucapkan selamat ulang tahun buat RI. Jadi kita buat benderanya," bebernya.

Rencananya, layangan ini akan diterbangkan di Lapangan Intercon, Jakarta Barat.

Namun, mereka juga belum tahu pasti apakah layangan itu bisa sukses "take off" atau malah gagal.

Saat ini mereka masih menghadapi kendala untuk membawa layangan sebesar itu.

Bila diangkat dengan mobil bak tidak memungkinkan.

Menengok Motor dan Mobil Modifikasi Ciamik di Dalam Pusat Perbelanjaan

7 Daftar Promo HUT Kemerdekaan ke-75 RI, Ada JCO hingga Starbucks: Jangan Sampai Ketinggalan!

Mahasiswi S2 yang Tewas Tergantung Ternyata Dibunuh Kekasih, Bercak Darah di Kamar Mandi Jadi Bukti

Di samping beresiko besar kena tiang listrik yang kabelnya bak benang kusut, warga pun harus merogoh kocek lebih untuk bayar sewa mobil.

Paling realistis, lanjut Cahyadi, membawanya berbondong-bondong tengah malam ke lapangan itu.

Mereka berharap layangan itu berhasil dibawa menuju ke lapangan intercon.

Dan pastinya, warga akan sangat senang dan puas kalau layangan itu bisa sukses mengudara sebagai pelipur lara absennya kemeriahan lomba tahun ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved