Klinik Aborsi Ilegal di Senen
Tempat Aborsi Ilegal Digaris Polisi, Ada Sejumlah Motor Terparkir di Dalam
Tempat aborsi ilegal di Jalan Raden Saleh I, kecamatan Senen, Jakarta Pusat, digaris polisi, Selasa (18/8/2020).
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Tempat aborsi ilegal di Jalan Raden Saleh I, kecamatan Senen, Jakarta Pusat, digaris polisi, Selasa (18/8/2020).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, terdapat sejumlah sepeda motor terdapat di dalam rumah aborsi ilegal tersebut.
Di depan rumah itu, terdapat plang bertuliskan 'Dr Sarsanto WS Sp OG'.
"SIP: 3/2.30/31.71.04/-1.779.3/e/2017. Obstreticus Gynaecoloog (ahli kebidanan & penyakit kandungan)," sambung tulisan pada papan nama tersebut.
"Melayani USG-KB-Umum," lanjut tulisan tersebut.
• Valentino Rossi Berniat Pensiun Setelah Melihat Sepeda Motor Morbidelli Melayang di Atasnya
Suasana lingkungan di sana terpantau sepi.
Berdasarkan informasi warga setempat, tempat itu biasa didatangi sejumlah remaja dan dewasa.
"Kalau malam sepi. Tapi kalau siang sampai menjelang magrib (sekira pukul 18.00 WIB) itu ramai," kata HL, warga setempat, yang rumahnya tak jauh dari tempat aborsi ilegal.
"Cuma, tidak setiap hari ramainya. Saya kadang suka perhatikan, tapi tidak berani masuk ke dalam," sambungnya.
Alasan HL tak berani masuk ke dalam tempat itu lantaran penghuni rumah tak pernah berkomunikasi.
"Tidak pernah komunikasi. Sudah ada sekira satu tahun lebih di sana," bebernya.
• Jadwal Tes SKB CPNS 2019 Diumumkan Hari Ini, Berikut Cara Mengetahuinya dan Bocoran Soalnya dari BKN
Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat membeberkan biaya yang dipatok sebuah klinik di Jakarta Pusat untuk pasien yang ingin melakukan aborsi.
Soal biaya aborsi, klinik tersebut membaginya menjadi empat kategori, tergantung usia janin.
"Kriterianya enam sampai tujuh minggu, delapan sampai 10 minggu, 10-12 minggu, dan 15-20 minggu," ujar Tubagus saat merilis kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2020).
Selain itu, lanjut Tubagus, biaya aborsi juga tergantung pada tingkat kesulitan setelah dilakukan pemeriksaan awal, baik pemeriksaan medis maupun dalam bentuk USG.
Berdasarkan empat kriteria di atas, biaya termurah melakukan praktik aborsi sebesar Rp 1,5 juta-Rp 2 juta.
• Polres Metro Tangerang Kota Bagi Ribuan Masker ke Pengendara hingga Anak Jalanan
"Sedangkan untuk yang termahal bisa mencapai Rp 7 juta sampai dengan Rp 9 juta," ujar Tubagus.
Pengungkapan praktik aborsi ilegal ini ternyata berawal dari kesaksian Sari Sadewa, tersangka pembunuhan pengusaha roti asal Taiwan Hsu Ming Hu (52) di Bekasi, Jawa Barat.
Tubagus mengatakan, Sari yang berstatus sebagai sekretaris Hsu Ming Hu pernah melakukan aborsi di klinik tersebut.
"Awal daripada penyelidikan adalah salah satu dari tersangka kita kemarin itu adalah orang yang juga melakukan aborsi di tempat ini," ujar Tubagus.
Ia menjelaskan, janin yang berada rahim Sari merupakan hasil hubungan intim dengan Hsu Ming Hu.
"Yang membiayai aborsi juga korban sendiri," ujar dia.
Dari hasil pengungkapan praktik aborsi ilegal ini, sebanyak 17 orang ditetapkan sebagai tersangka.
"Pada 3 Agustus 2020 lalu, kita berhasil mengamankan 17 tersangka di salah satu klinik di Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat saat merilis kasus ini, Selasa (18/8/2020).
17 tersangka yang diamankan adalah SS (57), SWS (84), TWP (59), EM (68), AK (27), SMK (32), W (44), J (52), M (42), dan S (57).
Tersangka lainnya yakni WL (46), AR (44), MK (38), WS (49), CCS (22), HR (23), dan LH (46).
Tubagus menjelaskan, enam dari 17 tersangka tersebut merupakan tenaga medis yang terdiri dari dokter, bidan, dan perawat.
"Kemudian ada empat orang pengelola yang bertugas negosiasi, penerimaan dan pembagian uang," ujar dia.
"Selanjutnya ada yang bertugas antar jemput pasien, membersihkan janin, calo, dan pembelian obat. Tiga orang sisanya adalah yang melakukan aborsi," tambahnya.