Mayat Perempuan Terbungkus Selimut
Dekorasi Bajak Laut, Senjata Tajam Hingga Bau Busuk di Kasus Penemuan Mayat Perempuan di Pondok Aren
Saat polisi tengah olah tempat kejadian perkara, wartawan TribunJakarta.com sempat memantau bagian depan rumah kontrakan NZ.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK AREN - Usai azan magrib berkumandang, sejumlah aparat kepolisian berderap datang menyambangi rumah kontrakan empat pintu di bilangan Kampung Kebantenan, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (26/8/2020).
Warga yang berkerumun menyambut aparat yang memang sudah diharapkan kedatangannya.
Polisi mulai memasang garis kuning dan meminta puluhan warga yang ramai untuk menjauhi jejeran rumah kontrakan empat pintu di Kebantenan itu.
Aparat polisi fokus berdiri di depan pintu kedua jejeran rumah kontrakan tiga petak itu.

Rumah kontrakan yang dihuni NZ (31), seorang pria yang bekerja sebagai sekuriti itu dicurigai lantaran ada bau busuk menyengat.
Polisi mendobrak pintu, dan benar saja kecurigaan warga mendapatkan jawabannya, sesosok mayat perempuan ditemukan terbungkus kain hitam dan selimut serta terikat lakban.
Setelah pintu kontrakan terbuka, aroma tidak sedap itu semakin merebak.
Banyak warga yang ramai berkerumun tanpa menggunakan masker, menutup hidungnya.
Sekitar lima jam di dalam, aparat kepolisian mengevakuasi jasad perempuan tersebut menggunakan kantong mayat dan dilarikan ke RSUD Tangerang untuk diotopsi.
Kapolsek Pondok Aren, AKP Riza Sativa, mengatakan bahwa identitas mayat perempuan tersebut berinisial HY (31) dan diduga kekasih dari NZ, si penghuni kontrakan.
HY diduga dibunuh NZ sebelum akhirnya dibungkus menggunakan selimut.
"Diduga sementara pelakunya adalah NZ, menurut informasi pacar dari Korban dan sekarang kabur," ujar Riza saat dikonfirmasi, Rabu (26/8/2020).
Bau Busuk

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, bau busuk masih tercium di area kontrakan tiga petak itu.
Bahkan bau busuk yang disebut datang dari rembesan darah korban, menempel di masker hingga sejumlah awak media yang berada di lokasi mengganti alat pelindung mulut dan hidung itu.
Siti Maysaroh (36), tetangga yang tinggal tepat di samping tempat kejadian perkara, mengatakan, bau busuk sudah tercium dari Senin (24/8/2020), sehari sebelum penemuan mayat HY.
Maysaroh sempat mengira aroma tidak sedap itu berasal dari bangkai tikus atau kucing di loteng.
"Pas hari Senin itu bau banget ya. Aku mikir di atas rumah itu ada bangkai tikus atau kucing," ujar Maysaroh.
Dekorasi Bajak Laut
Saat polisi tengah olah tempat kejadian perkara, wartawan TribunJakarta.com sempat memantau bagian depan rumah kontrakan NZ.
Temboknya bercat hijau muda.
Di dekat lorong menuju petak kedua dan ketiga, tembok hijau itu dipenuhi dekorasi yang identik dengan bajak laut.
Pajangan kepala tengkorak khas bajak laut menempel di tembok. Lengkap dengan pajangan khas kapal berbentuk kemudi kapal dan jangkar.
Patmi, pemilik kontrakan tersebut, mengatakan, tidak tahu menahu hal dekorasi bajak laut itu.
Ia berencana akan menurunkan dekorasi itu yang dianggap merusak kerapihan rumah kontrakan miliknya
"Saya mah enggak tahu itu ditempelin gitu-gituan (dekorasi bajak laut). Nanti juga saya turinin itu, rumah saya digituin," ujar Patmi.
Senjata Tajam
Aparat kepolisian mengamankan senjata tajam dari lokasi penemuan mayat yang diduga korban pembunuhan itu.
Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Muharram Wibisono Adipradono, mengatakan, tengah mendalami temuan senjata tajam di rumah kontrakan itu.
"Ya memang ada beberapa benda senjata tajam ya yang kita temukan yang sudah kita amankan nanti kita akan lakukan pemeriksaan lebih dalam," ujar Muharram usai olah tempat kejadian perkara.
Saat ini, rumah kontrakan yang dihuni NZ itu disilangi garis polisi tanda sedang dalam penyidikan.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, HY masuk ke rumah kontrakan tiga petak itu bersama NZ pada Sabtu siang (22/8/2020).
Namun NZ pergi dari kontrakan pada Selasa sorenya, dan pintu dikunci dari luar. Saat itu tidak ada yang memperhatikan bahwa HY ada di dalam rumah itu.
Dua hari menjelang, Senin (24/8/2020), bau busuk muncul dari dalam kontrakan.
Sehari kemudian, Selasa (25/8/2020), warga yang mulai curiga, menghubungi pihak kepolisian.
Setelah polisi datang dan mendobrak rumah kontrakan itu, didapatilah mayat HY.
HY diduga meninggal dunia tiga hari sebelum ditemukan polisi, tepatnya saat hari Sabtu.