Antisipasi Virus Corona di Bekasi
Penanganan Covid-19, Wali Kota Bekasi: Rem Penyebaran, Ekonomi Gas Terus
Menurut dia, penanganan Covid-19 saat ini erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi usai terpuruk akibat pendemi.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebutkan, penanganan Covid-19 di masa adaptasi seperti saat ini tak ubahnya seperti mengemudikan kendaraan.
Di masa adaptasi, peningkatan kasus warga positif Covid-19 memang tengah mengalami peningkatan setelah beberapa saat sempat mengalami pelandaian.
Peningkatan ini kata dia, terjadi sejak pekan ketiga bulan Juli 2020, di mana terdapat kasus 155 keluarga menjadi klaster penularan di Kota Bekasi.
Tetapi langkah untuk kembali melakukan upaya penghentian kegiatan masyarakat secara frontal urung dilakukan.
• Penulusuran Klaster Pabrik LG Masih Berlanjut, Pemkab Bekasi Sasar Lingkungan Keluarga Karyawan
Menurut dia, penanganan Covid-19 saat ini erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi usai terpuruk akibat pendemi.
"Kalau presiden bilang rem pada penanganan covid dan gas pada ekonominya, kita selalu apa yang kita lakukan korelasi dengan pemerintah pusat," kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Kamis, (27/8/2020).
Penyebaran Covid-19 akibat transmisi perpindahan orang dari dan keluar Kota Bekasi menjadi faktor masih tingginya kasus di wilayah setempat.
"Pabrik kita awasi dengan ketat, tinggal pemda menangani untuk memutus mata rantai, kita gas, tancap ekonominya. Kan nggak mungkin ekonomi kita tutup," tegas dia.
Kendala utama saat ini tinggal bagaimana kepatuhan masyarakat menjalankan protokoler kesehatan.
Pemerintah dalam hal ini akan tetap menggunakan rem, tapi tidak serta merta menutup kegiatan perokonomian seperti misalnya menutup pasar atau pusat perbelanjaan.
"Ekonominya harus jalan, harus kenceng tapi covidnya kita kendalikan, kendalanya banyak kepatuhan masyarakat," terang dia.
"Kalau masyarakat sudah tidak patuh, baru kita injak rem, dengan apa rem-nya, ya itu tadi dengan denda, sanksi, tapi tetap pada akhirnya adalah persuasif," ujarnya.
