Virus Corona di Indonesia

Sembuh dari Covid-19, Warga Sunter Ini Menyesal Tak Ikuti Anjuran Pakai Masker

Satria pun mesti menjalani isolasi mandiri di rumah sakit darurat itu selama lebih kurang 12 sampai 14 hari sebelum akhirnya sembuh

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
Warga RW 01 Sunter Jaya, Satria Wicaksana (tengah), saat membagikan ceritanya di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Warga RW 01 Sunter Jaya, Satria Wicaksana (33), menceritakan pengalamannya ketika dinyatakan positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran.

Menurut Satria, pengalaman menjadi salah satu pasien isolasi mandiri merupakan suatu hal yang cukup buruk bagi dirinya.

Cerita soal pengalamannya itu ia mulai dari pertengahan Agustus, di mana dirinya sempat mengikuti tes cepat rapid test massal Covid-19 di GOR Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Saat itu, Satria dinyatakan reaktif Covid-19 dan diwajibkan menjalani isolasi mandiri di rumah selama tiga hari.

"Tanggal 20 (Agustus) kurang lebih, saya mengikuti rapid test di GOR Sunter, ternyata hasilnya positif. Saya diminta isolasi di rumah tiga hari," ucap Satria saat menghadiri peresmian monumen peti mati oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020).

Melanjutkan ceritanya, Satria mengaku bahwa dirinya harus melanjutkan isolasi mandiri di RS Darurat Wisma Atlet karena hasil swab test-nya dinyatakan positif Covid-19.

Satria pun mesti menjalani isolasi mandiri di rumah sakit darurat itu selama lebih kurang 12 sampai 14 hari sebelum akhirnya ia dinyatakan sembuh dari hasil swab test lanjutan.

"Sampai akhirnya kurang lebih sekitar 12-14 hari dirawat di Wisma Atlet, saya di-swab test, alhamdulillah negatif. Jadi akhirnya saya kembali ke masyarakat," ucap Satria.

Di balik cerita pengalamannya menjadi pasien positif Covif-19, Satria mengaku menyesal sempat tak mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Ia menganggap, apa yang ia jalani setelah dinyatakan positif Covid-19 dan selama menjalani isolasi mandiri adalah ganjaran atas kelalaiannya tak mengikuti protokol kesehatan yang ada, terutama soal anjuran memakai masker.

"Kebetulan mungkin saya juga salah satu contoh anak muda yang lalai, yang tidak mengikuti aturan protokol kesehatan dari pemerintah," ucap Satria.

"Dibagikan masker juga tidak saya pakai, jadi mungkin pada akhirnya itu yang harus saya tanggung," katanya.

Satria pun berharap supaya ke depannya masyarakat bisa lebih taat lagi mengikuti anjuran serta protokol kesehatan yang ada untuk menekan angka penyebaran Covid-19, terutama di wilayah DKI Jakarta.

Bupati Bekasi Sebar 2,5 Juta Masker Sikapi Peningkatan Kasus Covid-19

Dirut RSUD Kota Bekasi: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Rata-rata 9 Hari

Dirut RSUD Kota Bekasi: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Rata-rata 9 Hari

Selain itu, Satria juga mengapresiasi adanya monumen peti mati di Danau Sunter yang bisa dijadikan pengingat kepada masyarakat bahwa bahaya Covid-19 masih mengintai.

"Mudah-mudahan dengan dipasangnya monumen seperti ini bisa lebih menyadarkan masyarakat lagi pak di sekitaran Danau Sunter khususnya di Sunter Jaya dan Sunter Agung, itu bisa mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved