PSBB Transisi, Pengunjung di Museum Sejarah Jakarta Menurun Drastis
Sejak dibuka kembali saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada bulan Juni 2020, pengunjung di Museum Sejarah Jakarta menurun drastis.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Sejak dibuka kembali saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada bulan Juni 2020, pengunjung di Museum Sejarah Jakarta menurun drastis.
Berdasarkan data pengunjung Museum Sejarah Jakarta sejak museum dibuka kembali pada Juni hingga Agustus 2020, jumlah pengunjung yang datang hanya 6.539 orang.
Angka tersebut jauh di bawah dibanding sebelum pandemi Covid-19 pada Januari hingga awal Maret 2020 dimana ada 121.205 pengunjung yang mengunjungi museum di kawasan Kota Tua Jakarta ini.
Sedangkan untuk sejak pertengahan Maret hingga Mei, Museum Sejarah Jakarta ditutup saat PSBB.
• Pemprov DKI Jakarta Tunjuk Keputusan Pemerintah Pusat Soal Pemberlakukan SIKM
Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta, Sri Kusumawati mengatakan, dari 6.539 pengunjung yang datang di masa PSBB transisi, seluruhnya adalah wisatawan lokal, tanpa ada wisataman asing yang berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta.
"Jumlah tersebut terdiri dari pengunjung dewasa, mahasiswa dan pelajar baik yang umum maupun rombongan," kata Sri saat dikonfirmasi, Kamis (10/9/2020).
Salah satu faktor yang membuat menurunnya pengunjung yakni adanya pembatasan pengunjung sesuai protokol kesehatan.
Satu rombongan pengunjung dibatasi hanya maksimal 15 orang.
• Bertemu Kapolda Metro Jaya di Jakarta, Advokat Togar Situmorang: Kami Soroti Pemberantasan Narkoba
Namun, mulai Senin (14/9/2020) pekan depan, bersamaan dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat seperti di awal pandemi Maret 2020 lalu, Museum Sejarah Jakarta dan museum lainnya di Jakarta akan kembali ditutup sementara.
Penutupan museum di Jakarta akan mengikuti kebijakan masa PSBB total yang diberlakukan di Jakarta.
"Iya, museum juga yang termasuk akan ditutup," kata Sri.
Diketahui, Rabu (9/9/2020) kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil keputusan 'rem darurat' lantaran kasus kematian Covid-19 di ibu kota terus meningkat dan kapasitas tempat tidur di ruang isolasi, serta ICU nyaris penuh.
"Itu artinya, kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti awal pandemi. Bukan lagi masa transisi, tapi PSBB awal dulu," ucapnya, Rabu (9/9/2020).
Dengan demikian, pembatasan-pembatasan kegiatan bakal kembali diterapkan di DKI Jakarta.