Demo Tolak UU Cipta Kerja
Kapolda Metro Irjen Nana Sudjana Ingatkan Pendemo: Jangan Sampai Ditunggangi
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengingatkan pedemo untuk menjaga setiap aksi unjuk rasa agar tidak disusupi massa perusuh.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengingatkan pendemo untuk menjaga setiap aksi unjuk rasa agar tidak disusupi massa perusuh.
Dengan begitu, setiap aksi unjuk rasa yang digelar akan berjalan dengan aman dan tertib.
"Saya imbau kepada masyarakat, khususnya pengunjuk rasa, mereka harus menjaga kekuatannya. Jangan sampai disusupi atau ditunggAngi kelompok anti kemapanan," kata Nana di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/10/2020).
Nana menegaskan polisi tidak segan menindak orang-orang yang berbuat anarkis saat unjuk rasa berlangsung.
"Kami tidak akan biarkan mereka berlaku semaunya dan meresahkan masyarakat," ujar dia.
"Apalagi Jakarta merupakan barometer, ibu kota Indonesia. Tentunya kami menjamin sekuat tenaga menjaga keamanan," tambahnya.
Polri menyatakan kesiapannya untuk mengamankan aksi unjuk rasa menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020).
Nana mengatakan pengerahan personel polisi akan menyesuaikan dengan jumlah massa aksi.
Baca juga: Banyak Pelajar Diamankan Saat Demo UU Cipta Kerja, Polri Imbau Orangtua-Guru Tingkatkan Pengawasan
Baca juga: Terkuak Lokasi Demo FPI 13 Oktober 2020 Bukan di Depan Istana, Polri Turunkan 500 Personel
"Harus tahu dulu kira-kira massanya berapa. Sehingga, berapa pun pasukan, intinya Polri sudah siap mengamankan. Polri sudah siap mengamankan aksi," kata Nana.
Terkait pengamanan di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat, Nana menyebut bakal diperketat.
"Khusus untuk di Istana tentunya kami maksimalkan untuk pengamanannnya," ujar dia.
Ia menjelaskan, Polri telah menerima pemberitahuan terkait aksi unjuk rasa yang akan digelar besok.
Jumlah massa demonstran diperkirakan mencapai 1.000 orang dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.