Penanganan Covid

Negoisasi Final Vaksin Covid-19, 3 Menteri Bertolak ke Inggris Bawa DP Rp 36,7 Triliun

AstraZeneca sendiri adalah salah satu perusahaan Inggris yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk pengadaan vaksin Covid-19

Editor: Elga H Putra
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tiga menteri yakni Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri BUMN Erick Thohir sedang dalam perjalanan ke Inggris.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto menyebut keberangkatan tiga menteri itu dalam rangka negosiasi final terkait pengadaan 100 juta vaksin Virus Corona atau Covid-19 yang dipesan dari perusahaan AstraZeneca.

AstraZeneca sendiri adalah salah satu perusahaan Inggris yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk pengadaan vaksin Covid-19.

AstraZeneca, lanjut Airlangga, telah berkomitmen menjual 100 juta Vaksin Corona kepada Pemerintah Indonesia.

"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta (vaksin), sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, untuk mempersiapkan 50 juta vaksin yang diorder pertama dan dibayar," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual BNPB di Jakarta, Senin (12/10).

Kata dia, pemerintah sudah menyiapkan uang down payment (DP) 50 persen, sebesar 250 juta dollar Amerika atau Rp 36,7 triliun untuk 100 juta vaksin Corona dari perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Inggris tersebut.

"Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta (vaksin) dan untuk itu diperlukan down payment sebesar 50 persen atau 250 juta," kata Airlangga.

Dana pengadaan vaksin tersebut menurut Airlangga sudah dianggarkan pemerintah dari sektor PEN.

Dana pengadaan vaksin tersebut diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CEPI menlalu skema Covax Andvance Market Commitment (AMC).

Selain itu pemerintah juga telah mendapatkan komitmen penerimaan vaksin dari sejumlah perusahaan.

Di antaranya Sinovac Biotech Ltd, Sinopharm dan Cansino. Vaksin dari tiga perusahaan itu akan diberikan setelah uji klinis fase III rampung.
Pemerintah Indonesia berharap pengadaan vaksin Covid-19 sampai dengan kuartal keempat bisa sebanyak 271,3 juta.

"Dan tahun ini diharapkan 30 juta vaksin di mana itu berasal dari salah satu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Sinopharm itu sekitar di tahun 2020, 15 juta, kemudian terkait Cansino ini menjanjikan kita sekitar 100 ribu di akhir Desember dan tahun depan sekitar 15 juta dan AstraZeneca," ujar dia.

"Kemudian berikutnya berbasis pada Bio Farma, yang mengadakan vaksin dan pemerintah sudahmenurunkan Kepres dan ini adalah untuk pengadaan vaksin. Ini diperkirakan untuk 160 juta dan ini tahapannya mungkin bisa per tahap sampai dengan tahun 2022," sambung dia.

Baca juga: Bocorkan Sikap Pendemo Omnibus Law Kepadanya, Prabowo: Kemarin Saya Agak Terperangkap di Massa

Tren positif Airlangga mengungkap, penanganan laju penyebaran virus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif.

Indikatornya adalah angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional pada Senin, 12 Oktober 2020, hanya sebesar 19,97 persen.

Angka ini membaik dibandingkan beberapa waktu lalu di mana kasus aktif sebesar 22,1 persen.

Selain itu, angka kesembuhan pasien Covid-19 turut menjadi indikator yang menunjukkan terjadinya tren
positif penanganan Covid-19 nasional. Angka kesembuhan per Minggu, 11 Oktober 2020, mencapai sebesar 76,48 persen.

Angka ini lebih tinggi dari angka kesembuhan global yang hanya sebesar 75,0
persen.

"Akibat menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi sehingga recovery read-nya naik. Dari segi case fatality rate, kita masih 35,5 persen dan angka itu di atas (fatality rate) dunia yang sebesar 2,9 persen," jelas Airlangga.

Indikator lainnya yakni dari 11 provinsi prioritas, tingkat kesembuhan di DKI Jakarta sangat tinggi yakni 82,17 persen dengan tingkat kematian 2,2 persen.

"Jawa Barat 64,11 persen, tingkat kematiannya rendah 1,9 persen," katanya.

Baca juga: Bakal Gelar Pesta Pernikahan di GBK, Atta Halilintar Buka Endorsement dan Undang Subscriber

Selain itu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga mengalami penurunan.

Bed Occupancy Ratio turun dan angkanya kini 48,68 persen, sementara isolasi mandiri sebesar 47,59 persen.

Meskipun demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Satgas Penanganan Covid-19 untuk melakukan pengawasan lebih detil di 12 Kabupaten/ kota yang kasus aktifnya di atas seribu.

Kota atau kabupaten tersebut di antaranya Ambon, Jakarta Utara, Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi,
Jayapura, Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Pekanbaru, Jaksel, dan Jaktim.

"Kalau kita lihat positivity rate juga mengalami perbaikan yaitu ke 19,97 persen. Beberapa waktu lalu
22,46 persen khusus Indonesia dibandingkan dunia 22,1 persen. Indonesia masih lebih baik," jelas Airlangga.

Airlangga menyebutkan, Indonesia menjadi negara terbaik kelima dunia dalam penanganan Covid-19 secara berimbang, antara aspek kesehatan dan ekonomi.

Berbagai negara sudah melakukan penanganan Covid-19, dan Indonesia ini termasuk negara yang mampu menangani Covid-19 dengan kontraksi ekonomi relatif lebih rendah dari negara lain.

Kemudian kalau dibandingkan dengan negara lain, confirmed fatality rate Indonesia relatif di bawah 4 persen.

Baca juga: Polisi Perketat Pengamanan Objek Vital di Tangerang Saat Demo Tolak UU Ciptaker di Istana Negara

"Sehingga kita di bawah beberapa negara antara lain Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan. Jadi kita ini termasuk Top 5 yang bisa menangani secara berimbang, antara Covid-19 maupun pelunakan maupun penurunan kontraksi ekonomi," ujar Airlangga.

Dengan hasil ini, Pemerintah Indonesia berharap pada kuartal keempat mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa -1 sampai +0,6.

"Kita sudah melihat recovery daripada PMI, walau naik turun sedikit karena kemarin PSBB sudah naik di atas 50, begitu ada PSBB lagi kita turun lagi 48, tetapi hari ini DKI juga sudah PSBB transisi. PMI ini confident daripada manajer pabrik, jadi dengan demikian confident akan lebih tinggi," jelas Airlangga.

Pemerintah, lanjut Airlangga, juga menempatkan dana di Himbara sebesar Rp 47,5 triliun. Anggaran tersebut lebih besar 17,5 triliun dari yang dianggarkan sebelumnya yakni sebesar Rp 30 triliun.

"Sudah ditambah menjadi Rp47,5 triliun, dan itu leverage-nya Rp 150 triliun," ujar dia.

Airlangga menjelaskan, penambahan anggaran ini sesuai arahan Presiden Jokowi.

Utamanya agar dana penanganan Covid-19 tidak hanya berbasis pada ekonomi APBN, tetapi juga pada ekonomi riil.

Fokus Pemerintah untuk tiga bulan ke depan di antaranya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Protokol Kesehatan Covid-19, masalah pengadaan vaksin dan mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

Yang menjadi prioritas dalam jangka pendek tentu pengadaan vaksin.

Baca juga: Demi Ikut Demo, Pelajar di Bekasi Ini Berdalih Hendak Beli Ikan Cupang di Jatinegara

Kemudian untuk pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah menggelontorkan dana untuk sektor UMKM. Saat ini, sudah hampir 100 persen pemulihan dana yang sebelumnya digelontorkan pada para pengusaha UMKM.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tiga Menteri Jemput 100 Juta Vaksin Covid-19, Pemerintah Siapkan DP Sebesar Rp 36,7 Triliun

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved