Penangkapan Aktivis KAMI
Tersandung Kasus UU ITE, Syahganda Petinggi KAMI Sempat Sindir Prabowo Sebelum Ditangkap
Anggota Komite Eksekutif KAMI Syahganda Nainggolan ditanggap polisi. Ia diduga melanggar UU ITE. Syahganda satu dari 8 anggota KAMI yang ditangkap.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan ditangkap polisi pada Selasa (13/10/2020) subuh.
Anggota Komite Eksekutif KAMI ini ditangkap terkait UU ITE.
Ia diamankan polisi di kediamannya di Depok, Jawa Barat sekira pukul 04.00 WIB.
Sejak dulu, Syahganda memang dikenal cukup vokal menkritisi kebijakan pemerintahan Joko Widodo lewat akun twitter miliknya (@syahganda).
Sebelum ditangkap, ia pun sempat mengunggah cuitan kontroversial terkait Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Baca juga: Terungkap Percakapan Petinggi KAMI Saat Demo Omnibus Law, Polri: Kalau Baca WA-nya Ngeri!
Baca juga: Sindir Penangkapan 8 Anggota KAMI, Komentar Pedas Fadli Zon: Malu Kita Pada Dunia
Bahkan, ia sempat menyindir Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait dugaan keterlibatan asing dalam kerusuhan saat demo tolak UU Cipta Kerja.
"Makan malam makin sinting lihat yang nuding. Sekarang Menhan Jokowi nuding aksi demo ditunggai asing,"
"Lha, jangan mencla-mencle, KAMI atau asing yang lu tuding?" tulisnya menanggapi pernyataan Prabowo, Selasa (13/10/2020).
Sebelumnya, Syahganda juga sempat mengunggah cuitan yang mengecam pihak-pihak yang menuduh Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab sebagai dalang kerusuhan.
Ia pun menyarankan pemerintah untuk fokus pada penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
"Nah, silahkan lu geser lagi tudingan, yang nunggangi IB HRS? Sekalian aja Wahabi bin Saudi,"
"Sudahlah, lebih baik fokus urus Covid-19 dan krisis ekonomi. Tunda aja UU OBL selamanya. Kalau mau cetak uang tuk restrukturisasi konglo2 harus referendum, karena gak ada di debat pilpres," tulisnya di twitter.
Siapa Syahganda?
Sosok Syahganda bukan asing lagi di kalangan aktivis.
Baca juga: Bocorkan Sikap Pendemo Omnibus Law Kepadanya, Prabowo: Kemarin Saya Agak Terperangkap di Massa
Baca juga: Kronologi Penangkapan 8 Petinggi KAMI Terkait Kerusuhan Demo Omnibus Law
Sehari-harinya Syahganda adalah Direktur Sabang-Merauke Circle, sebuah lembaga kajian politik dan kebijakan.
Anggota dewan pengarah Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Pusat ini pernah muncul ke permukaan ketika namanya disebut-sebut mengelola akun twitter anonim @Triomacan2000 yang twit-twitnya sempat menghebohkan jagat politik Indonesia di 2012.
Namun, tuduhan itu lagsung dibantah Syahganda Nainggolan.
Dalam sebuah wawancara seperti dikutip Tribunnews, dirinya bukan tipikal orang yang biasa menggunakan twitter untuk pendapat, analisa, dan komentar.
Baca juga: Polisi Sita Bebatuan dan Minuman Keras dari Remaja yang Diamankan di Lampu Merah Coca Cola
Baca juga: Diamankan Polisi Saat Menumpang Truk, Karin Mengaku Mau Pacaran di Pinggir Ragunan
Apalagi menggunakan nama atau dengan menyembunyikan identitas asli.
Untuk mengungkapkan pendapat publik, ia kerap mewakili institusi SMC atau mengatasnamakan lembaga resmi lainnya, yang sejauh ini dikomunikasikan dalam ruang terbuka dan melalui penyampaikan di media massa umum.
Saat sejumlah tokoh nasional seperti Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda juga ikut berkiprah di sana.
Ramal Jokowi Akan Jatuh
Sebagai pengamat politik, Syahganda Nainggolan pernah menghebohkan publik.
Itu terjadi ketika dalam sebuah wawancara untuk tayangan YouTube Realita TV di 29 Februari 2020, dia membuat prediksi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan jatuh dalam enam bulan lagi.
Prediksi Syahganda Nainggolan itu didasarkan pada kondisi pemerintahan Jokowi yang mengalami banyak masalah termasuk wabah Virus Corona.
Mulanya, Syahganda menyoroti soal pemindahan Ibu Kota Negara ke Pulau Kalimantan.
Menurutnya, Jokowi pergi ke luar negeri untuk mencari dana demi memindahkan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan.
"Jokowi baru ke Australia cari uang untuk ibu kota baru, dia ke Canbera dan lain-lain," kata Syahganda saat itu.
"Kemudian Luhut Binsar Pandjaitan membawa orang ramai-ramai cari uang ke Amerika untuk investasi di Ibu Kota baru."
"Jadi tema mereka ini tema yang aneh yang sebenarnya udah di luar akal sehat," kata dia.
Saat itu, Syahganda menyinggung jumlah uang yang digelontorkan pemerintahan Jokowi untuk membayar para buzzer.
"Makanya mereka membayar buzzer 72 miliar untuk membuat suasana supaya lebih heboh, lebih hebat, kondusif," ujar Syahganda.
Masalah lain yang dialami pemerintahan Jokowi yang disebut Syahganda yakni pada bidang pariwisata.
Menurut Syahganda, pariwisata Indonesia menurun drastis semenjak Virus Corona merebak ke banyak negara.
"Orang lain, pariwisata misalkan udah lihat kita 2 juta kehilangan (wisatawan)," tutur Syahganda.
"Arab Saudi 7 juta kehilangan (wisatawan) dia juga umrah enggak peduli (dibatasi)."
Syahganda menilai pemerintahan Jokowi memiliki struktur yang lemah.
Karena itu, Syahganda bahkan memprediksikan pemerintahan Jokowi bakal jatuh pada enam bulan ke depan.
"Ini kan udah panic game nih, biasanya dalam sebuah teori organisasi itu karena strukturnya udah lemah dan leadernya bakal jatuh," kata Syahganda.
"Jadi saya ngitung-ngitung aja mungkin kalau Coronavirus ini bisa 6 bulan enggak ketemu vaksinnya, mungkin Jokowi di tahun ini 6 bulan lagi sudah jatuh," ujarnya.
"Enggak dijatuhkan, ini jatuh aja gitu. Ya itu ramalan saya sebagai pengamat," kata dia.
Selain Syahganda Nainggolan, polisi juga menangkap 7 anggota KAMI lainnya.
Mereka ditangkap dari dua kota berbeda, yaitu Medan dan Jakarta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi humas Polri Brigjen Pol Awi Sutiyono mengatakan, ada empat anggota KAMI di Medan yang ditangkap.
“Yang ditangkap tim siber Bareskrim, KAMI Medan yaitu, Juliana, Devi, Khairi Amri, dan Wahyu Rasari Putri,” kata Awi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (13/10/2020).
Adapun Khairi Amri menjabat sebagai Ketua KAMI Medan.
Kempat orang ini ditangkap lantaran diduga menjadi dalang atau otak dibalik demo UU Cipta Kerja yang berujuk rusuh di Medan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, ada empat anggota yang diamankan di Jakarta, yakni Anton Permana, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Kingkin.
Anton Permana dan Jumhur Hidayat merupakan petinggi KAMI.
Sementara itu, Syahganda merupakan anggota Komite Eksekutif KAMI.
Dari keterangan sebelumnya, polisi mengungkapkan bahwa Syahganda ditangkap karena diduga melanggar UU ITE.
Namun, belum ada keterangan lebih jauh terkait kasus yang menyeret Syahganda maupun ketujuh orang lainnya.
Awi mengatakan, Polri akan memberikan informasi lebih lanjut pada siang hari ini.
(Tribunnews.com/ Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beberapa Jam Sebelum Ditangkap, Syahganda Sempat Bikin 2 Postingan di Twitter, Singgung Prabowo dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Total 8 Anggota KAMI yang Ditangkap Bareskrim di Medan dan Jakarta"