Demo Tolak UU Cipta Kerja
4 Fakta Demo Massa BEM se-Indonesia di Monas: Diguyur Hujan dan Cerita Mak Lampir
Massa dari elemen BEM se-Indonesia dan SRMI berunjuk rasa di depan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Massa dari elemen Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) berunjuk rasa di depan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Jumat (16/10/2020).
Dalam seminggu ini, sudah dua kali demonstrasi digelar di kawasan tersebut.
Dibanding demonstrasi sebelumnya, jumlah massa yang hadir berunjuk rasa lebih sedikit.
Demonstrasi tidak berujung ricuh. Para peserta pun pulang dengan damai.
Berikut sederet fakta terkait demonstrasi yang dihimpun TribunJakarta.com
1. Dihadiri Mahasiswa dan SRMI

Pengamatan TribunJakarta.com sekira pukul 14.14 WIB, massa SRMI yang sebagian besar mengenakan baju merah tengah berunjuk rasa.
Mereka membawa keranda mayat bertuliskan "RIP Hati Nurani DPR Tolak UU Omnisbus Law".
Keranda mayat bertudung spanduk putih itu sedang dibopong empat peserta.
Sementara di barisan depan massa, peserta tampak berkalung kardus bertuliskan "Dukun dari Banyuwangi", "Dukun Gunung Kawi" dan "Dukun Santep Siap Lawan Goib".
Dukun ini sebagai bentuk protes lantaran UU Cipta Omnibus Law dibentuk secara "Ghaib" oleh DPR tanpa melibatkan rakyat atau kaum buruh.
Dari atas mobil komando, orator berulang kali menyampaikan aspirasi terkait penolakan UU Cipta Kerja yang merugikan kaum buruh.
Sementara itu, tak jauh dari massa SRMI, massa dari elemen Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia turut menggelar unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di dekat Patung Kuda Arjuna Wijaya arah Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.