Sisi Lain Metropolitan
Melihat Makam Tragedi Bintaro 1987 di TPU Kampung Kandang: Mengenang Korban Adu Banteng 2 Kereta
Kecelakaan maut kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan 33 tahun silam menjadi momen suram yang selalu dikenang publik.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Kecelakaan maut kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan 33 tahun silam menjadi momen suram yang selalu dikenang publik setiap tahun.
Ratusan nyawa penumpang melayang akibat dua kereta api yang melaju kencang saling "beradu banteng".
Sebagian dari jasad korban bersemayam dalam keabadian di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Siang itu, Senin (19/10/2020), suasana area makam di blok khusus Tragedi Bintaro 1987 tampak sepi.
Tidak ada peziarah yang datang menengok makam di hari spesial itu.
Hanya terlihat sebuah layangan yang sobek tergeletak di atas rumput.

Di pinggir area makam itu dihiasi pepohonan tua, tanaman hias dan pot bunga berukuran besar.
Saat kaki melangkah masuk ke area makam, terhampar gundukan tanah kuburan yang kebanyakan tak bernisan.
Hanya ada tiga batu nisan bernama yang tertancap di atas tanah kuburan dan tiga batu tak bernama.
Masing-masing gundukan itu diselimuti rerumputan hijau panjang.
Kicau burung seakan menjadi teman sepi di kuburan itu.

Kuburan massal
Peristiwa pengebumian massal korban Tragedi Bintaro 1987 di TPU tersebut tak dialami oleh Wiyono (52).
Ia baru dinas di TPU Kampung Kandang sejak 2017.
Sejak dia bekerja, blok makam itu sudah ada di TPU tersebut.
"Dari tahun 2017 saya kerja, makam sudah ada di situ. Sudah dipetak-petakin begitu," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (19/10/2020).

Ia juga belum pernah menghitung jumlah makam di blok Tragedi Bintaro tersebut.
Menurutnya, jasad yang disemayamkan di kuburan massal itu dalam keadaan tidak utuh.
Baca juga: Gerebek Lumpur di Gang Macan, Petugas Angkut 300 Karung Berisi Sampah Tiap Hari
Baca juga: Pembangunan Dua SPALD di Kepulauan Seribu Ditargetkan Rampung Desember 2020
"Jadi yang di sini kelihatannya massal aja (menguburnya). Itu dibentuk-bentuk aja gundukan makamnya," pungkasnya.
