Demo Tolak UU Cipta Kerja

Kelompok Anarko Bisa Susupkan Ribuan Anggota Demi Buat Unjuk Rasa Menjadi Ricuh

Yusri menjelaskan, jumlah anggota Anarko saat unjuk rasa tidak sedikit. Mereka dapat mencapai ribuan menyusup hingga membuat kericuhan di tengah massa

Editor: Erik Sinaga
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020). Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR pada 5 Oktober 2020. 

TRIBUNJAKARTA.COM- Polisi tak menampik kehadiran kelompok Anarko yang menyusup di tengah massa dalam setiap unjuk rasa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, Anarko memiliki sistem lintas ganti pedemo saat penyampaian pendapat akan segera usai.

"Setiap kejadian adanya unjuk rasa, mereka sistemnya lintas ganti. Pengalaman (demo) dari DPR, setiap akan selesai unjuk rasa baru mereka akan datang," ujar Yusri kepada Aiman dalam pogram 'Aiman' di Kompas TV, Senin (19/10/2020) malam.

Yusri menjelaskan, jumlah anggota Anarko saat unjuk rasa tidak sedikit. Mereka dapat mencapai ribuan menyusup hingga membuat kericuhan di tengah massa aksi yang melakukan demo.

"Banyak. (ratusan) lebih, (ribuan) bisa. Dari pengalaman itu kita lakukan preventif," kata Yusri.

Menurut Yusri, upaya pencegahan pun dilakukan dalam unjuk rasa menolak pengesahan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang berujung ricuh pada tanggal 8 dan 13 Oktober 2020.

Sebelumnya, kata Yusri, polisi sudah mengantisipasi kedatangan massa aksi karena perizinan demo tidak dikeluarkan polri.

"Kemarin kita amankan tanggal 13 Oktober 1.377 orang. sebelumnya kita amankan 1.192 orang. Dan yang sangat disayangkan 80 persen anak anak di bawah umur," ucap Yusri.

Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari penggerak dari para perusuh pada setiap adanya unjuk rasa.

Hal ini pun bukan perkara mudah karena para perusuh aksi demo tersebut tak terstruktur.

"Memang mereka terpecah dan tidak tersetruktur. Makannya ini pela palan kita lakukan penyelidikan. (Seperti teroris) iya seperti itu," ucapnya.

Baca juga: Mahasiswa Desak Jokowi Terbitkan Perppu UU Cipta Kerja, Siap Turun ke Jalan Perjuangkan Aspirasi

Baca juga: Kemenkes Dapat Tagihan Klaim Rumah Sakit Covid-19 di Kota Bekasi Sebesar Rp 147 Miliar

Baca juga: Fakta Massa Anarko Picu Bentrokan Pascademo di Monas: Rusuh di Tugu Tani hingga Aksi Bakar-bakaran

Sebelumnya, aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja sudah terjadi sejak 6 Oktober 2020 lalu.

Di Jakarta, puncak demonstrasi terjadi pada 8 Oktober 2020, di mana demonstrasi berujung ricuh di kawasan Bundaran HI dan Harmoni Jakarta Pusat.

Penulis : Muhammad Isa Bustomi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Anarko Susupi Aksi Massa, Ganti Pedemo dengan Anggota Perusuh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved