Sisi Lain Metropolitan
Cerita 'Manusia Got' dari Bogor, Pilih Pisah Ranjang Selama Bau Comberan di Badan Belum Hilang
Tidur harus pisah ranjang menjadi pilihan terbaik bagi Deny Kurniawan sebagai bentuk kasih sayangnya kepada sang istri tercinta. Kok bisa?
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Y Gustaman
"Mandi air anget, habis itu sabunan yang banyak. Terus, kalau abis mandi air anget biasanya saya mandi tiap dua jam biar baunya cepet hilang," ia menegaskan.
Diupah Jutaan
Sebagai pekerja pembersih saluran air partikelir, Deny dan kawan-kawannya menerapkan sistem borongan.
Ia membanderol per keluarga di kompleks yang salurannya dibersihkan harus membayar Rp 90 ribu.

"Kita ketemu sama RT-nya. Misalkan, kayak di RT 07 kemarin, di sana kita diupah Rp 90 ribu per KK, dikali 60 KK jatuhnya Rp 5,4 juta," ungkap Deny.
"Dari uang itu kita harus nyiapin pengadaan karung, sama bayar ke pembuangan akhir. Dari sisa itu kita bagi berempat," tambah dia.
Wahyu, Ketua RT 04/RW 08 Kranji, mengakui totalitas Deny dan kawan-kawannya membersihkan saluran air kompleks perumahannya.
Selama ini normalisasi saluran air di lingkungannya hasil urunan swadaya warga.
"Kita tahu awal dari medsos, kerjanya lumayan totalitas, sampai masuk-masuk begitu," ucap Wahyu.
"Makanya kita pekerjakan di sini. Karena yang udah-udah bersihin sekedar bersihin aja, enggak sampai ngeruk lumpurnya," ucap dia.
Deny dan timnya sudah bekerja selama 10 hari di lingkungan RT 04/RW 08 Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Tampak ribuan karung berisi sampah dan lumpur yang sudah terangkut oleh Deny dan kawan-kawan dari saluran air kompleks perumahan.
"Pas pandemi orang udah jarang keluar, mau enggak mau harus nyari kerjaan lain yang penting halal," kata Deny mengumbar senyum.