Pilkada Kota Tangsel
Kerasnya Pilkada Tangsel, Keponakan Prabowo Diserang Pelecehan Seksual, Timses Ben-Pilar Dicelakai
Kerasnya Pilkada Tangerang Selatan sudah melewati batas. Pelecehan seksual hingga kekerasan fisik menjadi senjata.
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN -
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Ungkapan "Politik itu keras" mulai terlihat pada helatan Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) yang sudah memasuki tahapan kampanye.
Saling sindir, nyinyir bahkan melecehkan, terjadi di dunia maya.
Di dunia nyata, saling coret baliho, saling penggal tiang spanduk hingga mencelakai tim sukses terjadi.
Kontestasi politik demi merebut singgasana wali kota dan wakil wali kota itu sudah kelewat batas.
Keponakan Prabowo Mendapat Pelecehan Seksual
Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mendapat serangan politik berupa pelecehan seksual.
Salah satu akun Facebook, bernama Bang Djoel, mengunggah foto Saraswati yang tengah menunjukkan kondisi hamilnya dengan perut yang membesar,
Namun keterangan dari foto itu yang membuat Saraswati naik pitam, karena menjurus serangan politik dengan pelecehan seksual.
"Yg mau coblos udelnya silakan..Udel dah diumbar..pantaskah jadi panutan apalagi pemimpin tangsel ??," tertulis pada unggahan Bang Djoel. Yang belakangan diketahui sudah dihapus itu.
Tangkapan gambar postingan tersebut pun viral, termasuk di twitter dan di-retweet sendiri oleh Saraswati.
Serangan pelecehan seksual itu bukan pertama kali dialami Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu.
Pada September 2020, Saraswati juga pernah mendapat pelechan seksual secara tidak langsung karena tanpa menulis nama.
Saat itu terkait fotonya ketika jogging yang disebut memperlihatkan paha mulus.
"Saya konsisten satu hal jika sudah bicara pelecehan seksual saya akan tegas," kata Saraswati dalam keterangan resminya, Senin (26/10/2020).
Saraswati menganggap serangan politik tersebut sebagai barometer masih banyaknya masyarakat yang belum memahami makna pelecehan seksual.
"Kembali lagi saya berhadapan dengan realita yang ada di Indonesia, bahwa masih banyak orang yang belum mengerti apa arti pelecehan seksual," ujarnya.
Saraswati menjelaskan, foto hamilnya itu merupakan momen yang sangat berharga.
Baca juga: UPDATE Klasemen MotoGP 2020, Valentino Rossi Pasrah Yamaha Hancur, Joan Mir Hampir Juara Dunia
Baca juga: Puluhan Telur Ular Kobra Ditemukan di Gudang Rumah di Bekasi, Ada Sisik Ular dan Lubang Mencurigakan
Sebagai wanita, menjadi ibu merupakan kodrat. Kehamilan anak pertama merupakan sebuah kebahagiaan.
"Saya jelaskan. Foto yang beliau tampilkan adalah foto yang diambil oleh suami saya saat saya hamil anak saya yang pertama, lebih dari lima tahun lalu. Kenapa tidak mudah didapatkan? Karena memang foto tersebut saya unggah saat foto itu diabadikan, yaitu, sekali lagi, lebih dari lima tahun lalu."
"Foto 'maternity' yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan kebanggaan, sebagai ungkapan syukur kami sebagai calon orang tua saat itu atas berkat yang Tuhan berikan kepada kami, dijadikan alat serangan yang mempertanyakan kelayakan saya sebagai seorang pemimpin," ujarnya.
Calon Wakil Wali Kota Tangsel yang diusung PDIP, Gerindra, PSI, PAN dan Hanura itu juga menyoroti komentar postingan pelecehan seksual mengenai dirinya.
Ada yang menyalahkannya, ada juga yang menghujat si pengunggah postingan.
"Selain rasa sedih, ada juga rasa bersyukur. Karena walaupun ada pihak-pihak yang masih saja membenarkan apa yang dilakukan sang pelaku pelecehan seksual, ada juga perempuan-perempuan yang siap berdiri di samping saya memberikan dukungan moril dan suara. Menantang kekuatan status quo yang melazimkan pelecehan seksual di ruang publik," tegasnya.
Mantan anggota DPR RI itu ingin tidak ada lagi objektifikasi terhadap perempuan.
"Sudah saatnya kita menyatakan cukup terhadap upaya mengobjektifikasi perempuan dan pemaksaan pandangan pada orang lain dengan cara pelecehan seksual," ujarnya.
Melapor ke Polisi
Saraswati pun menyiapkan kuasa hukumnya untuk melaporkan pelecehan seksual itu ke jalur hukum.
"Ya itu saya serahkan kepada kuasa hukum nanti. Kita sedang mencari waktu yang tepat untuk saya bisa melakukan pengaduan secara resmi," ujar Saraswati di Resto Kampoeng Anggrek, Serpong, Selasa (27/10/2020).
Selain dari sisi kemanusiaan, calon Tangsel 2 yang diusung PDIP, Gerindra, PSI, PAN dan Hanura itu juga menganggap kasus pelecehan seksual dirinya kali ini mengandung unsur politis.
Baca juga: Polisi Terima Dua Laporan Terkait Video Syur Mirip Gisel
Baca juga: KPU Kota Depok Hanya Targetkan 77,5 Persen Suara di Pilkada 2020
Pasalnya, Keponakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto itu, diserang pada momen Pilkada.
Terlebih kata-kata pelecehan pada unggahan itu masih terkait dengan istilah pemungutan suara.
"Tetapi dari segi politik bahwa pelecehan itu digunakan dalam konteks politiknya itu yang menurut saya adalah Krisis politiknya. Bahwa kita harusnya mengedepankan Pilkada yang damai dan dewasa," ujarnya.
Timses Benyamin-Pilar Dicelakai
Selain Saraswati, tim sukses pasangan Benyamin Davnie – Pilar Saga Ichsan juga mendapat serangan yang diduga masih terkait dengan Pilkada.
M. Yusuf, Ketua tim pemenangan pasangan Benyamin-Pilar wilayah Pamulang, mengalami kecelakaan, ditabrak pengendara sepeda motor pada Jumat pagi (30/10/2020).
Ketua Tim Sukses Benyamin-Pilar, Moch. Ramlie, mengatakan, saat itu, Yusuf dan tim tengah memasang baliho di bilangan Jalan Setiabudi, Pamulang Barat, Pamulang.
Tiba-tiba ada seorang pemotor yang seperti sengaja mengarahkan kuda besinya hendak menabrak Yusuf. Ramlie menduga pelaku sengaja ingin mencelakai Yusuf.
"Jadi saya sangat menyayangkan bahwa tatkala sedang dilakukan pemasangan di Jalan Dr Setiabudi, Pamulang Barat depan saung Merdesa tim kita diteriakin, tim kita diteriakin dengan mengendari motor katanya berjaket warna cokelat dengan bilang "Sialan masang banner siang hari'," papar Ramlie di RSU Tangsel, Jumat (30/10/2020).

Selain seperti ingin dicelakai, Yusuf juga diteriaki terkait pemasangan baliho.
Meski berhasil menghindar, Yusuf justru tertabrak pemotor lainnya.
"Kan begitu mau nabrak tapi si yang mau ditabrak ini akhirnya menghindar tidak kena tertabrak tapi orang lain yang akhirnya menabrak gitu," ujarnya.
Ramlie menduga ada alasan politik dibalik peristiwa kecelakaan itu.
Mantan Ketua DPRD Tangsel tersebut menyayangkan upaya mencelakai anggota timnya itu bisa terjadi.
Ramlie berharap peristiwa itu adalah yang terakhir dan tidak terjadi lagi ke depannya.
"Kita sangat menyayangkan hal-hal seperti itu terjadi di Tangsel, kota yang sangat kita cintai, kota, rumah kita bersama," ujarnya.
Benyamin Minta Jangan Dibalas
Calon Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, angkat bicara terkait insiden yang menimpa salah seorang pimpinan tim suksesnya.
Benyamin menyesalkan aksi yang mencelakai tim suksesnya itu. Namun pria 62 tahun itu tak lantas naik pitam.
Ia justru menenangkan para pendukung dan relawannya untuk tidak membalasnya.
"Kepada seluruh tim untuk hati-hati yang pasti itu kemudian kalaupun nanti ada lagi diminta untuk tidak meladeni lah," ujar Benyamin usai menjenguk Yusuf di RSU Tangsel, Pamulang.
Calon wali kota yang didampingi Pilar Saga Ichsan dan diusung Partai Golkar itu, mengatakan, intimidasi bukan hal baru bagi tim pemenangannya.
"Iya memang ini bukan yang pertama tim kami teman-teman kami di lapangan mendapatkan tekanan-tekanan secara fisik maupun secara psikis sudah minta kepada seluruh tim untuk hatihati yang pasti itu," ujarnya.
Benyamin berharap insiden kecelakaan tersebut tidak terulang lagi di timnya maupun di tim pasangan calon lainnya.
"Kita prihatinlah atas kejadian seperti ini saya berharap ini yang terakhir saja sudah tidak perlu lagi dilakukan kekerasan-kekerasan fisik dan psikis seperti ini dalam ajang Pilkada di Tangsel," ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Angga Surya Saputra, mengatakan, pihaknya sudah memperoses laporan yang disebutnya permintaan bantuan hukum itu.
"Itu bukan laporan, itu permohonan bantuan hukum, jadi bukan laporan dia ke SPKT untuk permohonan bantuan hukum, itu sudah kita panggil untuk klarifikasi terhadap yang memohon bantuan hukum jadi masih proses lidik," ujar Angga.
Saat dihubungi lebih lanjut hari ini, Senin (9/11/2020), Angga belum memebrikan keterangan lebih lanjut.
Nanti kita panggil di minggu depan ini utk kita klarifikasi
Kuasa hukum tim pasangan Benyamin-Pilar pun melaporkan kejadian itu ke Polres Tangsel.
Seperti diketahui, Pilkada Tangsel diikuti oleh tiga pasangan calon.
1. Muhamad-Saraswati diusung oleh PDIP, Gerindra, PSI, PAN dan Hanura.
2. Siti Nur Azizah - Ruhamaben, diusung Partai Demokrat, PKS dan PKB.
3. Benyamin-Pilar, diusung Partai Golkar