Operasi Bentall, Tindakan Tersulit dan Penuh Resiko Pada Pasien Gangguan Aorta
Operasi jantung tak hanya dilakukan pada penderita jantung koroner saja.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Operasi jantung tak hanya dilakukan pada penderita jantung koroner saja.
Yang belum banyak diketahui orang, bisa karena terjadinya gangguan pada pembuluh darah terbesar yang bernama Aorta.
Aorta terletak memanjang dari jantung hingga ke bagian perut bawah dan berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
"Pembuluh darah Aorta ini keluar dari jantung kemudian berbelok memberi cabang-cabang ke otak tangan kemudian turun kebawah sampai ke perut. Jadi Aorta cukup panjang dan dia paling besar. Dia sumber dari seluruh pembuluh darah cabang-cabang di tubuh kita," kata Spesialis Intervensi Kardiologi dan Vaskular, Dokter Suko Ardiarto dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital, Kamis (12/11/2020).
Ada dua tipe penyakit Aorta yang sering ditemukan.
Pertama adalah Aneurisma Aorta dimana konfisi Aorta melebar hingga beresiko akan pecah hingga mengalami kematian, juga diseksi Aorta dimana Aorta mengalami robek.
Tingkat keparahan dan letak kerusakan pada Aorta, akan menentukan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sebagai langkah penanganan.
Dalam kondisi tertentu, operasi bentall menjadi tindakan dalam menangani penderita gangguan pada Aorta.
"Lokasi dari penyakit Aorta ini menentukan apakah definitif treatmentnya. Apakah hanya obat-obatan, apakah tindakan endovaskular, apakah operasi terbuka atau membutuhkan tindakan hybrid," imbuhnya.
Lalu bagaimana prosedur bentall dilakukan? Apakah prosedur ini sama seperti operasi pada umumnya?
Dokter Sub Spesialisasi Bedah Thoraks dan Kardiovaskular dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital, Diki Aligheri Wartono menjelaskan bahwa prosedur Bentall adalah salah satu tindakan operasi jantung yang tersulit di dunia.
Selain memiliki proses yang rumit, tindakan ini juga mempunyai tingkat resiko yang tinggi.
"Sama seperti ilmu bedah lain, di bedah jantung, bedah Aorta ini termasuk kita sebut kasta paling tinggi karena itu paling susah," kata dia.
Pada diseksi Aorta tipe A, bagian Aorta yang robek terletak pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens.
Kondisi ini merupakan kondisi yang paling berbahaya. Dokter Diki menjelaskan, bagian yang robek parah perlu diganti dengan graft dari bahan dakron.
Baca juga: Tasya Kamila Ajarkan Anaknya yang Berusia 18 Bulan Kebiasaan Sikat Gigi Dua Kali Sehari
Baca juga: Cara Alami Membersihkan Karang Gigi Tanpa ke Dokter, Pakai 5 Obat Tradisional Rumahan Ini
Namun, dalam melakukan tindakan penggantian Aorta asendens arch tak semudah mengganti katup atau pembuluh darah koroner.
Sebelum dipotong, fungsi jantung dan paru-paru akam digantikan dengan mesin pengganti fungsi jantung dan paru-paru.
Bersamaan dengan itu, suhu badan pasien juga diturunkan secara perlahan hingga mencapai sekitar 24 hingga 26 derajat celsius.
Setelah suhu mencapai derajat yang
dibutuhkan, aliran darah ke liver, ginjal, paru, jantung, usus, dan otot dihentikan kecuali untuk ke otak.
Detik-detik selama tubuh tidak dialiri darah inilah merupakan bagian yang paling menegangkan dan berisiko dalam operasi Bentall.
Dalam waktu kurang dari 40 menit, dokter bedah akan menjahit aorta asendens yang koyak, memotong aorta arch dan menggantinya dengan graft.
Proses penyambungan ini sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi dari tim dokter.
Proses operasi inipun memakan waktu yang cukup lama atau sekitar 8 jam hingga seluruh rangkaian proses selesai.
"Jadi untuk operasi Aorta ini ada 3 hal. Pertama hirisk, kedua hitech, dan hicost. Kenapa high risk? Kita lihat pada umumnya kita dalam kondisi emergency sehingga kita operasi dalam kondisi darurat. Gak ada pasien kita, kita persiapkan dengan koreksi ini itu baru masuk ruang operasi itu enggak, kita harus menerima pasien dalam kondisi yang tidak stabil," kata dia.
"Saya cukup banyak dibantu oleh tim di Heartology ini. Kita gak bisa mengharapkan hasil operasi yang baik bila gak dipersiapkan dengan optimal, dengan cepat dan tepat, dan gak sembarangan orang bisa melakukan itu. Dengan kamar operasi yang seperti itu, dengan banyak tenaga ahli yang spesifik terlatih itu, katakan akan membutuhkan cost yang signifikan," imbuhnya.