Sisi Lain Metropolitan
Kulit Menghitam Terbakar Matahari, Rani Tetap Setia Jadi Operator Ekskavator Bergulat dengan Sampah
Sengatan terik matahari sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Rani Rika Puspita (40), operator eskavator pengeruk sampah di Jakarta.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Sengatan terik matahari sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Rani Rika Puspita (40).
Sebagai operator ekskavator, tugasnya bergulat dengan sampah di kali.
Tak ayal, ia merasa penampilannya kini secara fisik berbeda ketimbang pada awal dia bekerja.
"Namanya perempuan bohong aja kalau enggak mau tampil cantik. Saya merasa tambah hitam dan tambah kurus. Kalau dulu enak banget pulang kerja bisa luluran. Kalau sekarang udah lelah," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (19/11/2020).
Selain itu, keluarga Rani juga sempat khawatir dengan jalan yang dipilihnya sebagai operator ekskavator.
Sebab, pekerjaan itu merupakan tugas pria.
"Adik-adik saya awalnya kaget, enggak salah? tanya mereka. Kalau bisa cari yang bener lah kan itu pekerjaan laki-laki. Banyak yang nentang terutama keluarga," lanjutnya.
Namun, Rani tetap mantap memilih jalan hidupnya.

Baca juga: Tips Rawat Kecantikan di Rumah, Perawatan Rambut hingga Luluran Tubuh dengan Ampas Kopi
"Dulu kalau pulang kampung, suka melihat ada pembangunan atau proyek. Dalam hati selalu bertanya, kapan saya bisa bawa itu (alat berat)," ceritanya.
Meski perubahan fisiknya juga berubah karena sering di bawah terik matahari, Rani tak patah arang.
Ia malah tetap hati menjadi seorang ekskavator.
"Kalau kita jalani dengan ikhlas pasti semuanya senang dan happy. Keluarga pun akhirnya mendukung bahwa ini yang terbaik," ujarnya.
Kisah Rani keruk sampah selama pandemi
Setelah beristirahat usai mengeruk sampah seharian di Kali Krukut, Rani Rika Puspita (40) berjalan menuju eskavator.
Kedua tangannya menggapai bagian lengan mesin raksasa itu untuk naik ke atas kemudi.
Ia lalu mengemudikannya untuk berpindah dari bantaran Kali Krukut menuju tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Adanya Korban Lain dalam Kasus Guru Silat Cabuli Murid di Koja
Baca juga: Ungkap Pencurian Mobil Rental, Polisi Temukan Belasan Motor Curian
Sebelum dijalankan, ruang kemudi mesin ekskavator yang membelakangi Kali Krukut diputar 180 derajat.
Roda-roda rantai ekskavator pun terlihat mulai berjalan perlahan.
Sudah setahun lebih Rani bersahabat dengan mesin yang terlihat garang ini.
Ia sudah beberapa kali pindah tugas bergulat dengan sampah menggunakan ekskavator dari Situ Mangga Bolong, Ragunan hingga di Kali Krukut.
"Sudah lima jenis ekskavator. Di Kali Krukut, saya dapat ekskavator yang lebih kecil dari sebelumnya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di Kali Krukut, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (19/11/2020).
Setelah beristirahat usai mengeruk sampah seharian di Kali Krukut, Rani Rika Puspita (40) berjalan menuju ekskavator.
Sebagai perempuan yang setiap hari bergulat dengan beraneka ragam sampah rumah tangga, Rani harus berinisiatif sendiri melindungi diri. Apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Ia tak lupa mengenakan masker, sarung tangan dan hand sanitizer kala bekerja.
Di tengah pandemi ini, lanjutnya, Rani pernah menemukan beberapa perabotan rumah tangga.
"Saya pernah menemukan kasur, kursi, tikar bahkan pampers. Paling sering kasur," ujarnya lagi.
Barang-barang yang hanyut itu berasal dari perkampungan warga saat dilanda banjir.
Dalam sehari, Rani bisa mengeruk sekira empat sampai lima meter kubik sampah.
"Empat meter kubik itu diangkut satu mobil carry. Bahkan sehari bisa dua mobil carry," pungkasnya.