Debat Pilkada Kota Tangsel
Sampah di Tangsel, Saraswati Sebut Data Minimnya Tenaga dan Truk Kebersihan, Pilar Bicara PLTSa
Topik tentang sampah disampaikan pasangan Muhamad-Saraswati kepada kubu petahana Benyamin-Pilar pada debat Pilkada Tangsel.
TRIBUNJAKARTRA.COM, TANGERANG SELATAN - Pasangan Muhamad-Saraswati memberikan pertanyaan tentang pengelolaan sampah di Tangerang Selatan (Tangsel) yang dianggap masih menjadi masalah kepada pasangan Benyamin-Pilar.
Dari mulai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang yang melebihi kapasitas dan besarnya sampah domestik menjadi detail pertanyaannya.
Calon Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan menjawabnya dengan memaparkan tentang program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Ia setuju dengan paparan besarnya jumlah sampah yang diproduksi warga Tangsel setiap harinya, termasuk sampah domestik.
Jumlahnya mencapai 700 hingga 900 ton per hari.
Baginya, PLTSa menjadi jalan keluar untuk mengolah sampah yang jumlahnya sangat besar itu.
"Sampah di Tangerang Selatan mayoritas dari sampah-sampah domestik, sampah rumah tangga. Besarannya 700 sampai 900 ton per hari. Tentu saja ke depan, kami akan membangun sebuah inovasi teknologi yang ada di Tangerang Selatan menghadirkan inovasi yaitu salah satunya dengan cara PLTSa," ujar Pilar pada debat publik Pilkada Tangsel yang disiarkan di Kompas TV, Minggu (22/11/2020).
Baca juga: Perempuan dan Disabilitas, Saraswati Janjikan Modal Single Mother, Ruhamaben Kritisi Minimnya SLB
Selain penyelesaian di hilir dengan pembangunan PLTSa, Pilar juga mencanangkan program di sisi hulu dengan memperkuat bank sampah di tingkat RT dan RW.
"Bagaimana kita akan tingkatkan performa bank sampah yang itu akan meningkatkan ekonomi di masyarakat, dan menangani isu lingkungan di RW dan RT. Ke depan kami juga akan mendorong bank sampah kita lebih meningkat kualitasnya dan lebih baik lagi dengan bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Menanggapi Pilar, Calon Wakil Wali Kota Rahayu Saraswati, menyebut PLTSa adalah program pemerintah pusat.
Saraswati menawarkasn solusi pengolahan sampah menjadi bahan bangunan, dan ia menyebut sudah memiliki investor yang bersedia menggarapnya.
"Tapi kita sudah siap dengan investor yang tidak membutuhkan satu rupiah pun dari APBD. Mereka siap untuk mendirikan pemilihan dan pemilahan pengolahan limbah, sampai dengan mau itu dijadikan produk bahan bangunan, ataupun jalan, sebagai alternatif aspal di Tangerang Selatan," ujar Saraswati.
Saraswati juga menyebutkan minimnya tenaga kebersihan dan armada truk pengangkut sampah di Tangsel.
Ia bahkan membandingkannya dengan Kota Tangerang yang jauh lebih banyak.
"Masalah sampah ini luar biasa di Tangerang Selatan. Bagaimana tidak tingkat polusi udara di Tangerang Selatan pun juga lebih tinggi dibanding DKI. kalau bapak ibu suka gowes setiap pagi seperti saya itu banyak sekali pembakaran sampah . tapi ya kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat."