Antisipasi Virus Corona di Depok

Stok Alat Tes Swab PCR Mulai Menipis di Kota Depok

Menipisnya alat tes swab PCR, berdampak pada meningkatnya tren kasus Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat.

Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma
Pjs Wali Kota Depok, Dedi Supandi, saat dijumpai wartawan di Situ Pladen, Beji, Selasa (13/10/2020).Menipisnya alat tes Swab PCR, berdampak pada meningkatnya tren kasus Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Menipisnya alat tes swab PCR, berdampak pada meningkatnya tren kasus Covid-19 di Kota Depok, Jawa Barat.

“Kenaikan ini (tren kasus) juga dipengaruhi mulai menipisnya alat tes Swab PCR. Habis sih belum tapi menipis, makanya kita mengajukan kembali awal pekan ini kepada Kementerian Kesehatan,” kata Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Depok, Dedi Supandi, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (1/12/2020).

Lebih rinci, Dedi mengatakan kekurangan alat tes Swab PCR yang dimaksud berada di angka sekira 150.

“Kekurangan lumayan ada di angka 150. Tapi untuk kasus yang lain ketika ada kasus segera ada penyemprotan disinfektan. Bukan hanya Dinas Kesehatan dan juga dibantu tim Pemadam Kebakaran dan juga PMI,” bebernya.

Sebelumnya diberitakan, Dedi menyebut kasus Covid-19 di Kota Depok mulai kembali mengalami peningkatan.

“Jadi perkembangan kasus Covid-19 di Depok mulai naik lagi, trennya itu naik kembali. Bahkan ada kalau dulu trennya import case kantor pindah ke keluarga, tapi ini pindah lagi ke perkantoran,” katanya.

Baca juga: Kehadiran Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya Masih Simpang Siur, Polisi Harap Pemimpin FPI Patuh

Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Naik Lagi di Depok, Penyebaran di Pondok Pesantren Jadi Sorotan

Tak hanya klaster perkantoran, Dedi mengungkapkan saat ini yang tengah menjadi perhatian pihaknya adalah temuan kasus di sejumlah pondok pesantren.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu sebuah Pondok Pesantren di kawasan Curug, Bojongsari, disulap menjadi tempat isolasi usai ratusan santri dan pengurusnya terkonfirmasi positif Covid-19.

“Ada tambahan lagi tentang kasus pesantren. Memang kuncinya kasus yang pesantren kita pisahkan kasus yang positif dan negatif. Yang negatif dipulangkan dan yang positif kita lakukan isolasi mandiri di lokasi pesantren,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved