Kisah Perjuangan Pahlawan Rumah Tangga Sesungguhnya, Rela Banting Tulang Demi Keluarga

Para pahlawan sesungguhnya di keluarga ini rela bangun lebih dulu dari siapapun, menyiapkan kebutuhan keluarga lalu berjuang mencari nafkah.

Editor: Wahyu Septiana
Istimewa
PAHLAWAN SESUNGGUYHNYA - Wawan Hermawan, Tasker Massage asal Ciputat yang juga seorang ayah dan tulang punggung keluarga. Para pahlawan sesungguhnya di keluarga ini rela bangun lebih dulu dari siapapun, menyiapkan kebutuhan keluarga lalu berjuang mencari nafkah. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Di tengah hiruk-pikuk peringatan Hari Pahlawan, masih banyak sosok yang tak tercatat dalam buku sejarah namun berjasa besar dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka adalah pahlawan rumah tangga yang rela banting tulang mencari nafkah demi menghidupi keluarga.

Setiap harinya, para pahlawan sesungguhnya di keluarga ini rela bangun lebih dulu dari siapapun, menyiapkan kebutuhan keluarga, lalu berjuang mencari nafkah di tengah kerasnya hidup.

Tanpa punya pangkat dan jabatan yang tinggi, pejuang keluarga berikut ini tetap berjuang dengan keteguhan hati dan cinta yang tak mengenal lelah.

Pengorbanan demi anak-anak dan keluarga menjadi semangat juang yang tak kalah heroik dari para pahlawan di medan perang.

Di balik keheningan, dan senyum yang dipaksakan, tersimpan kisah tentang keteguhan, harapan, dan makna sejati dari kata perjuangan.

Kisah perjuangan dua orang yang menginspirasi di Hari Pahlawan adalah perjuangan dari Malikhatun dan juga Wawan Hermawan.

Keduanya merupakan tenaga profesional untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah. 

Banyak Dibaca:

Mereka adalah pahlawan rumah tangga masa kini.

Dengan kerja keras dan ketulusan, mereka menyeimbangkan tanggung jawab terhadap pelanggan dan keluarga sendiri. 

Malikhatun merupakan seorang pekerja kebersihan dari aplikasi ternama di Indonesia.

Sejak tahun 2023, Malikhatun memulai harinya dengan langkah pasti berangkat seorang diri dari rumahnya di Tangerang.

Anak semata wayangnya kini menempuh pendidikan di pesantren, sementara sang ibu tinggal di kampung halaman.

Hidup jauh dari keluarga bukan hal mudah, namun Malikhatun memilih untuk kuat.

“Setiap hari saya berangkat kerja sendiri karena anak saya di pesantren dan ibu di kampung," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved