Sisi Lain Metropolitan

Riwayat Nama Ragunan dan Jejak Petilasan Pangeran Wiraguna di Jakarta Selatan

Juru Kunci Petilasan, Lia (45) mengungkapkan nama asal usul Ragunan, yang kini menjadi nama salah satu kelurahan di Pasar Minggu

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Suasana tempat petilasan Pangeran Wiraguna (rumah cat hijau) di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (3/12/2020). 

Pada tahun 2010, Lia kemudian membangun ulang tempat petilasan dari uang sumbangan para donatur.

Di tempat petilasan itu terdapat sebuah tempat tidur berkelambu.

Lia sebagai penjaga tempat keramat itu mengikuti pendahulunya.

Warga asli Kampung Pekayon, Ragunan sekaligus Juru kunci Pangeran Wiraguna, Lia (45) di kediamannya pada Kamis (3/12/2020).
Warga asli Kampung Pekayon, Ragunan sekaligus Juru kunci Pangeran Wiraguna, Lia (45) di kediamannya pada Kamis (3/12/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Menurutnya, tempat tidur itu untuk tempat duduk sang pangeran.

"Namanya seorang anak raja apa mungkin kita hanya letakkan satu bangku? Di mana-mana petilasan itu ada tempat tidur dan kelambu," jelasnya.

Lambat laun tempat petilasan itu dikelilingi oleh makam-makam warga sekitar serta dinaungi pepohonan rimbun nan tua.

Disambangi peziarah dari berbagai daerah

Berbagai peziarah datang demi menengok tempat petilasan Pangeran Wiraguna.

Mereka pun bukan hanya berasal dari Jakarta saja melainkan luar kota.

"Ada yang dari Kuningan sampai Jogjakarta," katanya.

Mereka rela datang jauh-jauh demi menemui Pangeran Wiraguna.

Kebanyakan, lanjut Lia, para peziarah mengetahui informasi dari media sosial, siaran televisi ataupun mulut ke mulut.

Suasana tempat petilasan Pangeran Wiraguna (rumah cat hijau) di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (3/12/2020).
Suasana tempat petilasan Pangeran Wiraguna (rumah cat hijau) di kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (3/12/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

"Kebanyakan yang datang jauh-jauh ke sini dapat dari mimpi. Mereka didatangi (pangeran) secara spiritual," ungkapnya.

Terlepas dari apapun maksud peziarah yang datang, Lia selalu menekankan tetap memohon kepada sang pencipta. 

Ziarah tempat petilasan ataupun makam menjadi perenungan akan kematian agar selamat dunia dan akhirat.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved