Stadion JIS Dapat Digunakan Oleh Umum, Hasilnya Dialokasikan Untuk Perawatan

Jakarta International Stadium (JIS) yang terletak di Jakarta Utara dapat disewakan untuk kepentingan komersial.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
Dok jakpro
Area proyek pembangunan Jakarta International Stadium. 

"Karena sepak bola mempersatukan. Stadion ini menjadi wahananya. Stadionnya hadir dengan kelas global," tambah Anies Baswedan.

"Jakarta mempunyai stadion berkualitas internasional. Stadion ini melalui aspirasi dan demokrasi," lanjutnya.

Baca juga: Hubungan Sesama Jenis di RS Wisma Atlet Kemayoran, Psikolog Sebut Karena Ada Kesempatan

Baca juga: Tersangka Kecelakaan Maut di Pasar Minggu Buat Laporan Terkait Korban Dugaan Pemukulan

Baca juga: Komnas HAM Temukan 7 Proyektil Peluru Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI

Rumput Hybrid dan Alami

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius membangun JIS untuk menjadi lapangan sepak bola termasyhur.

Sebabnya, lapangan JIS menggunakan rumput hybrid dan alami.

"Rumputnya gabungan antara rumput natural dan rumput hybrid," kata Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto, pada kesempatan yang sama.

Alasan memilih rumput hybrid, kata Dwi, karena hal tersebut mengacu kepada standar Federation International Football Association (FIFA).

"Yang jelas ini juga tidak terlepas dari rekomendasi FIFA. Rumput sintetisnya dari Italia," beber Dwi.

Sementara rumput alaminya berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.

"Rumput alaminya diambil dari Boyolali. Di sana ada petani rumput khusus pemain bola," ungkap Dwi.

"Jadi memang ini standar dari FIFA. Untuk negara beriklim tropis, hybrid terbaik," lanjutnya.

Pihak PT Jakpro pun telah menguji coba perpaduan antara rumput hybrid dengan alami.

Uji coba tersebut berjakan selama dua bulan.

"Kami melakukan uji coba cara menanamnya. Rumput alaminya ada yang di atas dan alaminya ada di bawah," tutur Dwi.

"Selama dua bulan, yang rumput alamimya di bawah. Tumbuhnya cepat dan akarnya kuat," lanjut Dwi.

Jika rumput alaminya tumbuh secara normal, kata Dwi, akan dipotong maksima dua centimeter. 

"Kalau rumput alaminya tumbuh dengan normal, dipotong maksimum dua centimeter," ujar dia.

"Karena ini dicek FIFA, ketebalan rumput mempengaruhi pantulan bola. Jika tidak sesuai, tidak mendapat izin dari FIFA," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved